redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Beberapa tahun lalu, Huawei berpotensi menjadi salah satu produsen smartphone yang mampu mengalahkan Samsung dari puncak pasar smartphone. Namun, mengingat adanya sanksi yang dikenakan pemerintah Amerika Serikat yang dimulai tahun 2019 silam, impian perusahaan pun hancur.

Sejak penerapan sanksi itu, Huawei telah berusaha untuk bertahan di industri di mana ia tidak bisa menggunakan teknologi atau software apapun yang terkait dengan Amerika.

Huawei terus melakukan perlawanan selama beberapa tahun, namun segalanya mulai menjadi semakin bermasalah di akhir 2020. Sanksi itu diperluas ke hubungan antara TSMC dan Huawei, di mana TSMC adalah pemasok besar chipset untuk divisi Kirin. Tanpa chipset, perusahaan mendapat pukulan besar dalam produksi smartphone mereka.

Pada bulan November 2020, Huawei memutuskan untuk menjual Honor ke perusahaan Cina, agar bisa terus melakukan pengembangan dan produksi smartphone. Honor kemudian mampu menjadi sebuah brand yang benar-benar independen, bebas dari Huawei dan sanksi yang menjerat. Kinerjanya moncer pada tahun 2021, dan bahkan kini telah resmi mengalahkan Huawei di pasar domestik.

Menurut penelitian dari Counterpoint, sekitar 74,2 juta smartphone dikirimkan di Cina dalam tiga bulan pertama tahun 2022. Ini mengalami penurunan 14% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Perlu dicatat bahwa level ini mirip dengan yang terburuk selama masa pandemi. Di sisi lain, Cina juga tengah berjuang melawan gelombang lockdown baru yang berdampak ke pasar.

Menariknya, Vivo mampu menjadi perusahaan papan atas di pasar Cina, meski kehilangan 19,7% pangsa pasar. Mereka patut berterima kasih pada Vivo S12 dan S12 Pro dan smartphone seri Y yang terjangkau. Sedangkan Oppo turun ke posisi kedua dengan raihan 18%. Di posisi ketiga ada Apple dengan 17,9%.

Berdasarkan laporan Counterpoint itu juga, Honor mampu mengambil alih posisi Huawei. Namun adalah Apple yang paling mendapatkan keuntungan dari jatuhnya Huawei. Kembali ke Honor, perusahaan ini mampu memperbaiki kinerja, dari yang sebelumnya hanya memiliki pangsa pasar sebesar 5%, secara lambat namun pasti meningkat hingga 17%.

Popularitas dari Honor 60, 60 Pro dan 60 SE membantu perusahaan untuk tumbuh tidak hanya secara tahunan, namun juga secara kuartalan. Huawei di sisi lain, mengalami penurunan drastis dari 15% menjadi hanya 6,2%.

    Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.

    Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.