redaksiharian.com – Pengguna Facebook saat ini tengah memperdebatkan video yang menunjukkan seorang pria tengah mencium Hajar Aswad . Dalam video yang diunggah akun Panji Anabrang pada 26 April 2023 ini, membubuhkan narasi bahwa mencium Hajar Aswad merupakan medium penularan HIV .
“Batu hitam di Kotak Kubus di Arab sana..telah menjadi tempat penularan penyakit bagi penciumnya. Ente bayangkan jika si gundul jorok ini mengidap TBC..atau Covid..atau HIV ,” ujar akun tersebut.
Unggahan tersebut kemudian menjadi dilema di tengah masyarakat, terutama umat Islam yang hendak bertandang ke Tanah Suci dan melaksanakan haji. Warganet pun berbondong-bondong bertanya kepada ahli medis.
Prof. Zubairi Djoerban akhirnya menjawab rasa penasaran publik melalui cuitan pada Selasa, 9 Mei 2023. Menurut Konsulytan Hematologi-Onkologi ini, mencium Hajar Aswad tak bisa memicu penularan HIV .
Zubairi menegaskan bahwa penularan HIV hanya bisa melalui hubungan seksual, dan penggunaan jarum suntik bergantian pengguna narkotika. Selain itu HIV juga bisa menular dengan tranfusi darah yang terkontaminasi, serta menular dari ibu hamil yang positif ke bayinya.
“Terkait dengan mencium batu, hingga saat ini pun tidak ada bukti bahwa mencium batu kemudian cium orang lain bisa sebabkan penularan HIV ,” ucap Zubairi, dalam cuitannya.
“Demikian pula dengan berciuman. Tidak menularkan HIV kecuali kalau deep kissing, kalau dua-duanya ada sariawan. Nah itu ada risiko walaupun belum ada bukti cukup kuat,” katanya menambahkan.
Zubairi menegaskan bahwa mencium Hajar Aswad tak terbukti secara ilmiah menularkan HIV . Selain itu dia menyebut mencium Hajar Aswad juga bukan syarat sah dalam berhaji.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Juni 2023, pengidap HIV di seluruh Indonesia mencapai 519.158 orang. DKI Jakarta menjadi provinsi yang menyumbang kasus HIV terbesar di Indonesia.
Hingga Juni 2022 lalu, pengidap HIV di DKI Jakarta mencapai 90.956 kasus. Disusul Jawa Timur dengan 78.238 kasus, dan Jawa Barat dengan 57.246 kasus.
Kemenkes menyebutkan kelompok heteroseksual masih mendominasi penularan HIV di Indonesia. Bahkan mencapai 28,1 persen dari seluruh kasus yang ada.
LGBT menyumbang kasus kedua setelah heteroseksual. Bahkan dari seluruh kasus HIV di Indonesia, sebanyak 18,7 persen di antaranya adalah LGBT.***