redaksiharian.com – Karang gigi adalah lapisan seperti kotoran yang mengeras di gigi . Pada umumnya, karang gigi tidak menimbulkan gejala atau pun mengganggu fungsi gigi itu sendiri. Akan tetapi, karang gigi yang tidak ditangani dapat menimbulkan masalah pada gigi dan gusi, seperti gingivitis atau radang gusi, atau bahkan menyebabkan penyakit jantung dan stroke .

Dokter Gigi dari Santosa Hospital Bandung Central Jennifer Odilia menyebutkan, efek lain yang dirasakan pada seseorang yang memiliki karang gigi misalnya gejala gusi berdarah dan bau mulut. “Kalau dibiarkan, dapat menyebabkan gusi bengkak dan gigi menjadi goyang, dapat juga menyebabkan penyakit jantung dan stroke ,” tuturnya, Selasa (23/5/2023).

Jennifer mengatakan, karang gigi yang dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya penyakit gusi, yang biasanya dilanjutkan dengan pembengkakan dan peradangan pada gusi akibat infeksi bakteri.

Jika karang gigi tidak dibersihkan dan terus menumpuk, bakteri yang terdapat pada gusi dapat menyebar ke pembuluh darah jantung , sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan pembuluh darah. Kondisi ini dapat memicu terbentuknya plak dan penyempitan pembuluh darah, serta peradangan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung dan stroke .

Karang gigi juga bisa merusak gigi , karena terletak di permukaan gigi di dekat gusi. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya retensi untuk menempel sisa makanan yang jika tidak dibersihkan, maka dapat terjadi karies gigi atau gigi berlubang.

Penyebab karang gigi

Meski telah dibersihkan atau disikat berulang kali, karang gigi sulit dihilangkan. Oleh sebab itu, penanganannya hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi .

Berbagai mitos yang beredar di masyarakat seperti penggunaan baking soda untuk menghilangkan karang gigi , juga disebutkan Jennifer tidak akurat.

“Tidak, lebih baik melakukan perawatan pembersihan karang gigi ke dokter gigi ,” ujarnya.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya karang gigi antara lain kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga, terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang banyak mengandung gula, memiliki kebiasaan merokok, serta keadaan mulut yang kering.

Faktor risiko lebih tinggi terjadinya karang gigi biasanya terjadi pada orang yang minum obat antidepresan, serta memiliki sindrom Sjogren karena biasanya memiliki keadaan mulut yang kering. Pada orang stroke , karang gigi juga lebih berisiko terjadi karena biasanya akan sulit untuk membersihkan gigi dan mulut.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah karang gigi misalnya menyikat gigi dua kali sehari, membersihkan sela-sela gigi memakai dental floss atau benang gigi , mengurangi makan atau minuman yang manis, serta mengurangi kebiasaan merokok.

Adapun efek samping yang bisa timbul dari membersihkan karang gigi , yaitu gigi akan terasa linu saat dibersihkan dan akan mengeluarkan darah. Setelah karang gigi bersih, gusi tetap terasa linu karena terdapat bagian gusi yang turun.

“Dan selama ini tertutup oleh karang gigi yang sangat banyak, biasanya dalam satu minggu gusi akan membaik,” ujar Jennifer.***