redaksiharian.com – PIKIRAN RAKYAT – Aplikasi PeduliLindungi kini berubah menjadi Satu Sehat . Tidak sekadar berubah nama, ternyata aplikasi itu akan menjadi aplikasi platform kesehatan utama di Indonesia dengan berbagai fitur baru.
Namun, pada hari ini 1 Maret 2023 yang merupakan hari pertama dimulainya perubahan aplikasi tersebut, sejumlah pengguna mengungkapkan keluhannya. Mereka mengalami beberapa kendala seperti tidak bisa login dan hilangnya sertifikat vaksin yang sebelumnya sudah mereka miliki.
“Udah di update tapi ga bisa log in via no. Hp dan email juga lama banget kirim kode OTP. Abis itu invalid terus. Tolong perbaiki lagi aplikasinya,” tulis akun @pri*** dalam kolom komentar akun Instagram Kementerian Kesehatan.
“Kalo emang belum siap transformasi jadi satu platform gpp kok ga usah dipaksain. Kasian warga yang udah terlanjur update, tapi aplikasinya belum stable. Jadilah error ga bisa log in. Sertifikat ada yang munculnya cuma 1, sisanya hilang. Dimantepin dulu deh aplikasinya,” tulis akun @alf***.
“Mimin saya update terbaru malah vaksin booster saya gak muncul. Padahal saya mau perjalanan umroh. Tolong dibantu dan baca DM saya min,” kata @rah***.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan menyatakan aplikasi Satu Sehat merupakan salah satu cara Kemenkes mengintegrasikan data rekam medis pasien di fasilitas kesehatan ke dalam satu platform Indonesia Health Services. Aplikasi ini merupakan perwujudan dari pilar ke enam transformasi sistem kesehatan yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan.
“Kita pastikan bahwa platform ini menjadi semacam ‘jalan tol’ dimana pintu masuknya ada banyak dari berbagai pihak. Misalnya masyarakat, tenaga kesehatan, pemerintah mungkin dari direktorat lain juga akan punya manfaat yang sama dari platform Satu Sehat ini,” kata Deputi Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Agus Rachmanto.
Data rekam medis pun bisa diakses masing-masing individu sebagai ‘bekal’ untuk berobat di fasilitas kesehatan lainnya. Disebabkan mencakup riwayat hidup seseorang, para dokter akan lebih mudah memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tiap data secara rinci.
Agus menuturkan karena semua data sudah dengan standar yang sama, diharapkan tidak ada satu pun data dalam pemerintahan yang dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab oleh pihak lain. Segala data yang tersimpan pun, sudah tersusun rapih sehingga masyarakat tidak perlu membawa-bawa dokumen, dalam bentuk kertas yang memiliki kemungkinan hilang atau tercecer di suatu tempat.
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan sekitar 9.000 fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia, dan beberapa rumah sakit vertikal lainnya dalam membangun Satu Sehat . Kerja sama itu dianggap penting dilakukan karena akan menampung data rekam medis yang bersifat personal. Agus mengatakan sekitar November-Desember 2022 itu pihaknya sudah melakukan roadshow ke rumah sakit yang ada di Pulau Jawa-Bali. Kemenkes juga mengundang pihak pengembang sistem kesehatan.
Agus mengimbau bahwa data rekam medis merupakan dokumen yang sangat privat. Meski telah menggandeng pihak terkait, ia meminta masyarakat turut menjaga kerahasiaanya dan secara sadar tidak melakukan transaksi yang berpotensi membuat data bocor.
“Kemenkes tidak bisa sendiri menjaga keamanan datanya. Perlu peran masyarakat untuk menjaga keamanan datanya sendiri. Tentunya memang akan tetap ada risiko, tapi setiap kali risikobagaimana kita bisa bertindak lebih cepat untuk mengamankan data itu,” katanya.
Kementerian Kesehatan berharap kehadiran Satu Sehat dapat membuat seluruh pihak dapat merasakan layanan kesehatan yang lebih ringkas dan nyaman.
“Jika dulu banyak aplikasi yang harus diakses oleh tenaga kesehatan di lapangan, kini semua data bisa di-input ke platform yang sama dengan standar yang sama pula,” kata Agus.
Agus menyampaikan bahwa dibangunnya platform Satu Sehat sudah direncanakan sejak dulu. Namun sulit untuk dikembangkan karena aturan yang masih dibincangkan serta terkendala fasilitas teknologi yang belum memadai.
Tetapi memasuki tahun 2023, berbagai landasan hukum dan teknologi yang dibutuhkan sudah dinyatakan siap untuk melayani masyarakat. Dengan demikian, menurut Agus, 2023 tidak boleh dilewatkan untuk menyiapkan platform layanan kesehatan yang lebih masif dan siap melindungi masyarakat dari berbagai bentuk pandemi lainnya di masa depan.***