redaksiharian.com – Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah ketidakpastian bahwa Amerika Serikat akan menghindari gagal bayar utang membebani prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir lima sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 78,31 dolar AS per barel pada pukul 00.42 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 16 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 74,18 dolar AS per barel.

Beberapa kemajuan telah dibuat tetapi beberapa masalah masih belum terselesaikan dalam negosiasi plafon utang AS, kata Ketua DPR Kevin McCarthy pada Rabu (24/5/2023), ketika tenggat waktu semakin dekat untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah federal sebesar 31,4 triliun dolar AS atau risiko gagal bayar.

Negosiator untuk Presiden Demokrat Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy berkumpul kembali pada Rabu (24/5/2023) di Gedung Putih untuk mencoba mencapai kesepakatan, dikutip dari Reuters.

Harga minyak juga ditekan oleh berita bahwa tingkat inflasi Inggris yang sangat tinggi turun kurang dari yang diharapkan bulan lalu, menurut data resmi yang meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Di sesi sebelumnya, harga minyak didukung oleh peringatan dari menteri energi Arab Saudi bahwa short-seller atau mereka bertaruh harga minyak akan turun harus “hati-hati” terhadap rasa sakit.

Beberapa investor menganggap itu sebagai sinyal bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan pada 4 Juni.

Minyak juga didukung oleh penurunan besar-besaran yang tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS dalam sepekan hingga 19 Mei yang dilaporkan oleh Badan Informasi Energi pada Rabu (24/5/2023).