redaksiharian.com – Harga minyak mentah dunia naik 2 persen pada akhir perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, setelah persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun signifikan.

Selain itu, peningkatan harga turut dipengaruhi pernyataan Menteri Energi Arab Saudi yang menimbulkan spekulasi bahwa OPEC+ akan kembali mengurangi produksinya.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 2 persen atau 1,52 dollar AS menjadi sebesar 78,36 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2 persen atau 1,43 dollar AS menjadi ke level 74,34 dollar AS per barrel.

Menurut data Administrasi Informasi Energi (EIA), persediaan minyak mentah AS turun secara mengejutkan yakni 12,5 juta barrel pada pekan lalu menjadi 455,2 juta barrel. Realisasi itu jauh melampaui perkiraan analis yang naik 800.000 barrel.

Stok bahan bakar minyak (BBM) AS juga turun. Tercatat, stok bensin turun 2,1 juta barrel dalam seminggu menjadi 216,3 juta barrel, sementara stok di sulingan turun 600.000 barrel dalam seminggu menjadi 105,7 juta barrel.

Tingginya permintaan BBM tersebut, tak lepas dari momentum liburan Memorial Day di AS pada 29 Mei 2023, yang menandai dimulainya puncak musim perjalanan di musim panas sehingga permintaan bahan bakar meningkat.

“Kilang benar-benar bekerja maksimal berusaha untuk memenuhi permintaan,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman memberikan peringatan dengan menyatakan bahwa short-sellers (mereka yang bertaruh agar harga turun) untuk “berhati-hati”.

Pesan “hati-hati” itu mencuat jelang pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+ pada 4 Juni 2023. Analis menilai, pesan itu dapat diartikan bahwa OPEC+ akan kembali memangkas produksinya.

Pada bulan Mei ini, kebijakan pemangkasan produksi OPEC+ sebelumnya pun sudah mulai berjalan yang membuat pasokan minyak mentah di pasar global berkurang.

“Harga minyak diperdagangkan lebih tinggi, didukung oleh peringatan short-seller terbaru dari Arab Saudi,” kata analis pasar senior di Oanda, Craig Erlam.

Kendati demikian, kenaikan harga minyak mentah tersebut masih dibatasi oleh kegelisahan terkait nasib plafon utang AS. Pembicaraan antara pemerintahan Joe Biden dengan parlemen yang berakhir pada hari Selasa, belum ada tanda-tanda kemajuan.

Tenggat waktu untuk menaikkan batas utang sebesar 31,4 triliun dollar AS pun semakin dekat. Sebab jika tidak ada kesepakatan, maka akan berisiko terjadinya gagal bayar, sehingga melemahkan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.