redaksiharian.com – Harga emas dunia turun pada akhir perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, terbebani penguatan dollar AS dan alotnya pembahasan plafon utang Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, harga emas dunia di pasar spot turun 0,6 persen menjadi di level 1.963,09 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,4 persen ke level 1.965,7 dollar AS per ons.

Indeks dollar AS menguat ke level 103,91, menjadi yang tertinggi sejak 20 Maret 2023, sehingga membebani permintaan logam mulia.

Seperti diketahui, penguatan dollar AS membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat investor pada logam kuning tersebut.

Di sisi lain, pembahasan mengenai kenaikan plafon utang AS berlangsung alot. Pembicaraan antara pemerintahan Joe Biden dengan parlemen yang berakhir pada hari Selasa, belum ada tanda-tanda kemajuan.

Padahal tenggat waktu untuk menaikkan batas utang sebesar 31,4 triliun dollar AS semakin dekat. Jika tidak ada kesepakatan maka berisiko terjadinya gagal bayar sehingga melemahkan ekonomi.

“Secara luar biasa, berita terkait plafon utang sedang menjadi sorotan,” ujar Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas di TD Securities.

Kendati begitu, ia menilai, ada peluang di tengah kondisi pasar yang menanti hasil negosiasi plafon utang AS. Emas dinilai memiliki peluang untuk menguat, jika terjadi gagal bayar.

Namun sebaliknya, jika masalah perbankan regional AS mereda dan kesepakatan plafon utang AS mencapai batas atas maka emas bisa jatuh lebih jauh, kata Edward Gardner, Ekonom Komoditas di Capital Economics

Di sisi lain, pasar saat ini sedang menanti risalah pertemuan para pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada 2-3 Mei 2023 lalu para pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang rilis pekan ini.

Pada awal Mei lalu, The Fed telah meningkatkan suku bunga acuannya menjadi 5 sampai 5,25 persen. Tingkat suku bunga acuan itu menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun terakhir.

Kini pasar memperkirakan sekitar 20 persen kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni. Padahal, sebulan yang lalu, pasar masih memperkirakan sekitar 20 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga.

Sebagai informasi, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, namun emas juga sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.