redaksiharian.com – Platform investasi digital PT Stockbit Investa Bersama (Stockbit) menggandeng Fullerton Fund Management Company Ltd dari Singapura untuk menghadirkan solusi “wealth management”.
Kemitraan strategis ini menyatukan kapabilitas yang saling melengkapi. Kombinasi antara platform investasi digital Stockbit dan pengetahuan mendalam tentang kondisi pasar lokal serta keahlian Fullerton dalam berinvestasi akan menghasilkan produk dan solusi investasi yang inovatif bagi para investor di Indonesia.
Stockbit dan Fullerton memaknai kemitraan ini sebagai kesempatan strategis untuk melayani investor ritel, perantara hingga institusi di RI, sebagai salah satu pasar paling dinamis di Asia Tenggara.
“Kami percaya bahwa rekam jejak Fullerton yang solid dalam menghadirkan solusi investasi yang berkualitas akan memberikan manfaat positif bagi investor di Indonesia,” kata Sigit Kouwagam, CEO dan Co-founder Stockbit melalui keterangan pers, Selasa (30/5/2023).
Pendekatan digital yang Stockbit ambil memungkinkan investor untuk membangun portofolio investasi berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi yang mereka miliki dengan cara yang sederhana dan optimal.
Di Stockbit, investor dapat berinvestasi di berbagai kelas aset seperti saham, surat berharga yang dijamin negara, dan reksa dana.
“Aspirasi Stockbit dalam membuka akses terhadap solusi investasi sejalan dengan komitmen kami dalam mendesain solusi yang berkualitas untuk menjawab kebutuhan investor di market yang berkembang dengan cepat dan dinamis ini,” tambah Jenny Sofian, CEO Fullerton Fund Management.
Fullerton sendiri adalah investment specialist yang ternama dan aktif dengan pengalaman 20 tahun dalam berinvestasi di berbagai kelas aset, market, sektor, dan negara.
Fullerton memiliki fokus yang kuat pada manajemen risiko, dan klien-kliennya meliputi Sovereign Wealth Fund, perusahaan asuransi, perusahaan keluarga, private wealth, dan saluran-saluran ritel di Asia, Eropa, dan Amerika.
Pertumbuhan investor di Indonesia
Sebagai informasi, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), tingkat populasi di Indonesia serta prospek pertumbuhan yang kuat diyakini akan mendorong permintaan terhadap produk dan layanan keuangan.
Data KSEI menyebutkan jumlah investor di Indonesia bertumbuh sebesar 38 persen secara year-on-year di tahun 2022.
Namun, tingkat penetrasi di pasar manajemen aset masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Dari data Bank Dunia terbaru, total aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana Indonesia masih berada di bawah angka 4 persen dibanding dengan total Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka ini berada jauh di bawah Malaysia, Thailand, dan India yang masing-masing telah mencapai angka 35,8 persen, 30,3 persen, dan 15,8 persen.