RedaksiHarian – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta daerah mengembangkan potensi ekonomi desa untuk meningkatkan devisa daerah dan meningkatkan kesejahteraan warga.
“Potensi tiap desa, ayo digali lebih dalam. Insya Allah kami di Pemerintah Provinsi Jawa Timur senantiasa memfasilitasi. Yang penting komunikasikan sesuai birokrasi yang ada dan jangan lelah mengusahakan,” kata Khofifah dalam rilis yang diterima di Blitar, Jawa Timur, Senin.
Gubernur telah berkunjung ke sejumlah desa pendulum devisa wisata di Jatim. Desa pendulum devisa di bawah binaan Bank Jatim diresmikan pada 30 Mei 2023. Desa ini memiliki komoditas yang menjanjikan untuk dikembangkan, serta pasarnya juga sangat besar baik di dalam maupun luar negeri.
Desa itu antara lain Kampung Coklat Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, dengan komoditas utama yaitu berbagai macam olahan cokelat.
Selain Kampung Coklat, dua desa pendulum devisa lainnya di Jatim yaitu Desa Ngindeng, Kabupaten Ponorogo dengan komoditas jahe gajah dan Desa Trayang, Kabupaten Nganjuk dengan komoditas jahe gajah.
Di lokasi Kampung Coklat, Gubernur melihat budidaya cokelat yang dikembangkan serta produk olahan yang dihasilkan. Bahkan, juga mengecek langsung hasil biji-biji cokelat yang dihasilkan serta menyempatkan berbincang langsung dengan petaninya.
Gubernur Khofifah mengaku optimistis keberadaan Kampung Coklat sebagai desa pendulum devisa ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, sekaligus bisa meningkatkan daya saing komoditasnya. Sebab, mereka akan didampingi dan diberi pelatihan sehingga komoditas yang dihasilkan dapat memenuhi kualitas serta kuantitas yang sesuai standar dan kebutuhan ekspor.
Khofifah juga menjelaskan Pemprov Jatim mendukung Kampung Coklat sedemikian rupa agar ekspornya semakin meningkat. Melalui Disperindag Jatim, Kampung Coklat mendapatkan materi prosedur ekspor dan bahkan bantuan proses penerbitan phytosanitary dari Balai Karantina Pertanian.
Bank Jatim juga memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja sebesar Rp3 miliar dan pembuatan QRIS untuk metode pembayaran lebih dari 30 tenant di Kampung Coklat.
Khofifah menambahkan, selain kontribusiterhadap perekonomian daerah, Kampung Coklat juga menjadi tujuan wisata yang dapat menambah wawasan. Para pengunjung dapat melihat langsung budi daya tanaman cokelat dan beragam produk olahan cokelat.
“Tempat ini tidak hanya sekedar sebagai wahana hiburan, namun juga sebagai salah satu wisata yang edukatif. Pengunjung dapat memetik buah kakao dan banyak sekali pengetahuan yang bisa kita dapatkan di sini,” ujar Khofifah.
Lebih jauh, mantan Menteri Sosial RI itu mendorong desa lain untuk mengikuti jejak Kampung Coklat. Pasalnya, masih banyak desa dengan produk potensial yang menurutnya akan sukses di pasar internasional.
“Selain cokelat, kami juga punya varian kopi yang unik dari satu desa ke desa lainnya. Ini kalau di dukung ekspornya, bisa jadi pemacu ekonomi regional yang dampaknya sangat besar ke masyarakat,” tuturnya.
Berdasarkan data ekspor, kakao merupakan salah satu sektor prominent Jawa Timur yang pada 2022 jumlahnya mencapai USD 323,08 juta. Hingga kini, negara tujuan utama ekspor kakao adalah Amerika Serikat, India, China, Australia dan Estonia.