redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Gara-gara virus corona, beraktivitas di luar tak lagi sebebas dulu. Di berbagai lokasi ada pos-pos pemeriksaan yang ditujukan untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Memilih transportasi umum pun juga harus lebih bijak karena semakin banyak penumpang, semakin besar pula risiko tertular virus corona. Sehubungan dengan ini, Google menambahkan fitur baru pada Google Maps yang ditujukan agar pengguna dapat memilih rute perjalanan yang seaman dan senyaman mungkin, baik sebelum maupun selama berada di luar.
Melalui Google Maps, pengguna bisa mendapatkan informasi mengenai angkutan umum mana yang penuh penumpang dan mana yang tidak. Informasi ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari semua pengguna yang bersedia membagikan data lokasinya dengan Google Maps. Setiap pengguna yang tertarik untuk berpartisipasi perlu mengaktifkan Google Location History terlebih dahulu pada ponselnya.
Selain berdasarkan data historis, Google Maps juga dapat memberitahu pengguna mengenai seberapa padatnya sebuah angkutan umum berdasarkan dari masukan-masukan pengguna lain secara real time. Itu artinya anda juga bisa membantu pengguna lain dengan memberitahukan kondisi angkutan umum yang sedang anda tumpangi.
Pengguna yang hendak mengunjungi pusat layanan medis untuk tes corona juga akan mendapatkan pesan untuk mencari informasi terlebih dulu. Sebab, tidak semuanya dilengkapi alat uji virus corona. Beberapa tempat mungkin juga mengharuskan pengguna untuk membuat janji temu terlebih dulu atau hanya menerima pasien rujukan. Selain itu, perlu diingat bahwa besarnya biaya uji virus corona tergantung dari kebijakan masing-masing pusat layanan medis.
Mengenai rute perjalanan, jika terdapat pos-pos pemeriksaan corona dan pembatasan perjalanan di sepanjang rute yang dipilih pengguna, maka Google Maps akan menampilkannya sehingga pengguna bisa mempersiapkan diri atau mencari rute lain. Untuk saat ini, informasi tersebut hanya tersedia di Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Fitur lain yang juga masih belum tersedia di Indonesia adalah fitur transit alert yang menampilkan informasi dari otoritas setempat terkait COVID-19 yang berdampak pada perjalanan pengguna. Negara-negara yang sudah bisa menikmati fitur ini adalah Inggris, Thailand, Belanda, Spanyol, Perancis, Meksiko, Kolumbia, India, Belgia, Argentina, Brazil, Amerika Serikat, dan Australia. [az/tn]
EDITOR: MUCHAMMAD ZAKARIA