RedaksiHarian – Pusat Meteorologi Nasional China mengumumkan sejumlah kawasan, termasuk daerah Beijing-Tianjin-Hebei, Shandong, Henan, dan Mongolia Dalam, akan menghadapi risiko bahaya suhu tinggi tingkat menengah.
Institusi tersebut menyarankan agar pekerja yang terpapar suhu tinggi dan orang-orang yang melakukan aktivitas di luar ruangan menerapkan langkah-langkah perlindungan yang diperlukan, serta menyarankan departemen-departemen terkait untuk memastikan pasokan air dan listrik.
Beberapa daerah tersebut mengalami suhu tinggi antara 21-24 Juni.
Suhu di sebuah stasiun meteorologi di Beijing selatan melonjak hingga 41,1 derajat Celsius pada 22 Juni pukul 15.19 waktu setempat, suhu tertinggi kedua sejak pencatatan data tersebut dimulai, menurut Layanan Meteorologi Beijing.
Badan pengamat meteorologi Daerah Otonom Mongolia Dalam pada Sabtu (24/6) sore mengeluarkan peringatan merah, peringatan dengan level terparah, untuk suhu tinggi. Temperatur tertinggi di beberapa bagian di daerah itu naik hingga di atas 40 derajat Celsius antara Jumat sore dan Sabtu sore.
Cuaca panas yang terus-menerus, ditambah dengan kurangnya curah hujan yang efektif, menyebabkan kekeringan parah di banyak area di Mongolia Dalam.
Hingga Sabtu, kekeringan telah melanda area seluas 602.200 kilometer persegi, yang mencakup 60,6 persen dari total area pertanian, kehutanan, dan peternakan di daerah tersebut.
Mongolia Dalam telah meluncurkan respons darurat terhadap kekeringan, memperkuat upaya pemantauan kekeringan dan mengambil sejumlah langkah tepat waktu seperti operasi modifikasi cuaca.
Xie Zhuangzi, seorang warga di Desa Bogt yang terletak di Bayintal, Mongolia Dalam, memiliki lebih dari 100 domba dan 30 sapi. “Saya telah memasang kipas angin di kandang sapi dan domba. Saya juga berencana untuk membeli alat penyemprot untuk membantu menyejukkan kandang,” kata Xie.
Suhu yang tinggi juga menyebabkan lonjakan beban listrik lokal. Di Kota Chifeng, Mongolia Dalam, pekerja sektor tenaga listrik melakukan operasi pemeliharaan dengan tepat waktu guna menjamin pasokan listrik yang andal. Perusahaan-perusahaan listrik setempat juga telah mengirim pasokan bantuan untuk suhu panas bagi para pekerja yang sedang bertugas.
Di provinsi paling utara China, Heilongjang, suhu tertinggi di beberapa daerah diperkirakan mencapai 38 derajat Celsius antara Minggu dan Senin.
“Saat bekerja di tengah suhu tinggi, kami harus mengenakan pakaian lengan panjang, sarung tangan, dan helm untuk melindungi diri,” kata Pan Yulong (29), karyawan China Railway Harbin Bureau Group Co., Ltd.
Perusahaan dan serikat pekerja di provinsi tersebut telah menyediakan perlengkapan pelindung cuaca panas bagi pekerja yang terpapar suhu tinggi, seperti kurir dan pekerja kereta.