redaksiharian.com – Sedikitnya delapan orang tewas akibat gelombang panas yang merajalela di wilayah Meksiko . Ini menjadi gelombang panas ketiga yang menyelimuti negara tersebut sejak pertengahan April lalu.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/6/2023), suhu udara di ibu kota Mexico City pada pekan ini dilaporkan mencapai 95 derajat Fahrenheit atau 35 derajat Celsius.

Kementerian Kesehatan Meksiko dalam pernyataannya menyebut sedikitnya tujuh orang tewas akibat heatstroke dan satu orang lainnya tewas akibat dehidrasi antara 14 April hingga 12 Juni lalu.

Di kota Monterrey, suhu udara dilaporkan melebihi 40 derajat Celsius, sementara tekanan air berkurang di rumah-rumah warga dan meningkatnya permintaan listrik, termasuk pendingin udara (AC), yang menyebabkan pemadaman listrik.

Salah satu warga Monterrey, Wendy Tijerina, menuturkan bahwa cuaca panas lebih intens karena kota tersebut terletak di zona industri.

“Ada kekurangan air, Anda tidak bisa memandikan anak-anak atau bahkan menggunakan kipas angin karena listrik padam,” tuturnya kepada AFP.

Tijerina mengatakan keluarganya mencoba untuk meminum banyak air untuk melindungi diri dari heatstroke.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pemerintah negara bagian Nuevo Leon, lokasi kota Monterrey, membatasi waktu anak-anak bersekolah menjadi dua jam sehari untuk menghindari sinar matahari.

Di tengah cuaca panas terik, otoritas di beberapa kota Meksiko, termasuk Monterrey, mengizinkan setiap rumah untuk mengakses air yang mengalir hanya beberapa jam sehari dalam beberapa minggu ini.

Tahun lalu, Meksiko mengumumkan darurat kekeringan di beberapa negara bagian karena adanya gelombang panas dan kelangkaan air hujan yang membuat waduk-waduk mengering.