redaksiharian.com – Sebuah kalung emas misterius ditemukan di bangkai kapal Titanic yang tenggelam pada tahun 1912. Para tim ahli mengatakan bahwa kalung itu ditemukan di antara bangkai kapal di lepas pantai Amerika Utara.
Melansir IFL Science, tim berharap dapat menemukan keluarga pemilik perhiasan tersebut dengan menggunakan kecerdasan buatan AI untuk menganalisis rekaman penumpang yang menaiki Titanic pada 1912.
Adapun ide dan penemuan tersebut berasal dari Magellan, sebuah perusahaan pemetaan laut dalam yang berbasis di Inggris. Magella baru-baru ini merilis pilihan pemindaian digital yang menunjukkan bangkai kapal RMS Titanic dengan detail yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Perusahaan juga menjelaskan bahwa kalung emas yang memukau itu terbuat dari gigi Megalodon, spesies hiu raksasa kolosal yang telah punah.
Richard Parkinson, CEO Magellan, menggambarkan penemuan itu sebagai hal hebat, indah, dan menakjubkan.
“Satu hal yang tidak dipahami banyak orang adalah bahwa Titanic terbagi menjadi dua bagian dan terdapat puing-puing berukuran 3 mil persegi [8 kilometer persegi] antara haluan dan buritan,” kata Parkinson kepada ITV News.
“Tim memetakan lapangan dengan sangat detail sehingga kami dapat memilih detail tersebut,” tambahnya.
Proyek ini mengumpulkan data sebesar 16 terabyte yang merinci lokasi bangkai kapal, termasuk lebih dari 715.000 gambar dan rekaman video 4k penuh.
Tim Megallan lalu menuju lokasi dengan berlayar ke bangkai kapal, sekitar 700 kilometer di lepas pantai timur Kanada, kemudian menggunakan kapal selam yang dioperasikan dari jarak jauh untuk mencitrakan dasar laut pada kedalaman sekitar 3.800 meter di bawah permukaan air.
RMS Titanic adalah kapal laut terkenal yang tenggelam di Samudera Atlantik Utara pada 15 April 1912, setelah menabrak gunung es selama pelayaran perdananya dari Southampton di Inggris ke New York City.
Kala itu, sedikitnya 1.500 penumpang tewas dan bangkai kapal tenggelam ke dasar laut dengan kedalaman sekitar 4.000 meter atau sekitar 740 kilometer dari Newfoundland di Kanada. Tempat peristirahatan terakhir Titanic baru ditemukan pada September 1985.
Sayangnya, tim yang bertugas tidak diperbolehkan menyentuhnya karena ada perjanjian antara pemerintah Inggris dan Amerika Serikat. Perjanjian itu melarang siapapun mengeluarkan artefak dari bangkai kapal.
Namun, tim di Magellan berharap mereka dapat mengembalikan perhiasan ini dengan keluarga pemiliknya. Mereka menggunakan AI untuk mencari dan menghubungi anggota keluarga dari 2.200 penumpang saat kapal tenggelam dengan tujuan untuk mengidentifikasi orang yang pernah memakai kalung tersebut.