Game esports yang akan dipertandingkan di SEA Games menuai pro dan kontra, pasalnya Free Fire tidak masuk ke dalam list dari daftar game tersebut.
Dunia virtual memiliki cara untuk memikat penggemar dalam kehidupan yang serba cepat dan mengasyikkan di mana game esports, khususnya, telah terkenal karena para pemainnya saling berhadapan secara real-time. Game esports menggunakan karakter hidup, tidak ada habisnya jumlah kreativitas yang dapat ditampilkan di lapangan.
Berkali-kali, kami telah melihat keterampilan yang mengejutkan dari para pemain yang telah melampaui batas permainan normal dari pemain biasa.
Oleh karena itu mengapa Game Esports dipertandingkan di sejumlah turnamen internasional, salah satunya adalah SEA Games.
Sekilas Mengenai SEA Games Esports
SEA Games Esports dimulai pada tahun 2019 yang diselenggarakan di Filipina kala itu.
Pesta Olahraga Asia Tenggara (juga dikenal sebagai SEA Games), adalah acara multi-olahraga dua tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara di Asia Tenggara saat ini.
Pertandingan tersebut berada di bawah regulasi Federasi Pesta Olahraga Asia Tenggara dengan pengawasan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia.
Untuk berpartisipasi, semua atlet harus dimasukkan oleh Komite Olimpiade Nasional mereka. Ada 11 negara anggota OCA yang diundang untuk berpartisipasi.
Tiga disiplin Olimpiade dipamerkan untuk pertama kalinya di Pesta Olahraga Asia Tenggara pada tahun 1995 di Thailand. Dimasukkannya ketiga disiplin Olimpiade bersifat sporadis.
Untuk SEA Games Esports peraturannya juga sama seperti diatas, hanya saja aturannya berbeda dari cabor lain, seperti yang diterapkan pada masing-masing game.
Esports sendiri dengan cepat menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia, menarik banyak perhatian dan partisipasi. Tidak ada tempat yang lebih benar daripada di Asia.
Menurut Niko, penonton esports di Asia telah berkembang menjadi lebih dari 675 juta penggemar pada tahun 2021, dengan pertumbuhan berlanjut hingga tahun 2022. Acara esports pertama kali digelar di SEA Games memberikan 10 medali emas dari delapan gelar.
Itu berarti empat medali esports lebih banyak dari SEA Games 2019. Sebelumnya, negara tuan rumah Filipina memiliki perolehan medali yang luar biasa, memenangkan medali emas di game Dota 2, Mobile Legends: Bang Bang dan StarCraft 2, perak di Tekken 7, dan perunggu di Tekken 7.
Dimana SEA Games Esports Akan Diadakan?
Di tahun 2023 ini, SEA Games Esports akan diselenggarakan di Kamboja tepatnya di ibu kota Phnom pada Mei 2023. Federasi Esports Kamboja menyatakan pernyataan, ” Dengan persetujuan Komite Penyelenggara Nasional Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-32, Federasi eSports Kamboja akan menggantikan League of Legends.
Sekilas Tentang Game Esports yang Dipertandingkan di Internasional
Melihat kilas balik sejarah, pesta Olahraga Asia Tenggara ke-31 (SEA Games ke-31) menampilkan gelar-gelar esports untuk tahun kedua berturut-turut, setelah pertama kali dimainkan di SEA Games ke-30 pada tahun 2019.
Delapan game esports dimainkan di turnamen tahun ini: FIFA Online 4, League of Legends, League of Legends: Wild Rift, Free Fire, PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, Arena of Valor, dan CrossFire.
Total ada 10 medali emas yang akan diperebutkan di turnamen ini, termasuk pertandingan tunggal putra dan putri, serta beregu, untuk Wild Rift dan PUBG Mobile.
Di tahun ini, tepatnya bulan Mei 2023 nanti, SEA Games kembali digelar, tetapi game Free Fire malah ditiadakan. Selain itu, SEA Games 2023 kali ini mempersempit jumlah game dan berbeda dengan tahun 2021.
Berikut Daftar Game Esports di SEA Games 2023
1. Crossfire (PC)
Crossfire adalah sebuah game yang bertemakan first person shooter (FPS) dan juga menjadi salah satu cabor SEA Games dalam kategori game esports. Jenis game ini tidak seperti battle royale karena pemain hanya bisa menggunakan satu karakter saja.
Mungkin namanya masih cukup asing di telinga masyarakat Indonesia. Untuk contohnya mungkin lebih akrab dengan game FPS lain seperti Apex Legend, atau Point Blank ( PB ).
Crossfire menjadi game populer di setiap penyelenggaraan SEA Games, oleh karena itu mengapa timnas Indonesia menargetkan CF untuk bisa mendapatkan emas.
2. League of Legends: Wild Rift (Mobile)
Jika dulu game esports ini dibagi menjadi dua regu putra dan putri, tahun 2023 LOL hanya mempertandingkan beregu putra saja.
Jenis game ini adalah multiplayer online battle arena (MOBA) memang terbilang cukup sulit untuk dikuasai, tidak seperti Mobile Legends.
Tetapi gameplay dari LOL ini sama seperti Mobile Legends dimana kompleksitas permainan MOBA antara komunikasi antar tim merupakan salah satu kunci kemenangan.
3. Mobile Legends: Bang Bang (Mobile)
Game esports yang paling populer dipertandingkan, bahkan di M4 kali ini hampir 1 juta penonton setiap jam menonton gelaran pertandingan Kejuaraan Mobile Legends tersebut.
MLBB terdapat 3 lane utama dalam map, yaitu middle, top, dan bottom lane. Nantinya masing-masing lane dijaga oleh Turret yang akan menyerang unit musuh secara otomatis.
Setiap lane memiliki bangunan ‘barrack’ yang jika dihancurkan akan membuat creep/minion lawan menjadi semakin kuat.
Ketika game ini digelar di turnamen internasional, sistem permainannya terdapat lower dan upper bracket, dan juga babak grand final. Timnas Indonesia juga mentargetkan game Mobile Legends untuk mendapatkan emas.
4. PUBG Mobile
PUBG menjadi game battle royale yang dipertandingkan di SEA Games 2023. Pemain bermain sebagai tentara bayaran yang terjun payung, bersama hingga 99 pemain lainnya, ke sebuah pulau.
Begitu mereka mendarat, pemain mencari senjata, amunisi, baju besi, dan perlengkapan lainnya dalam pertandingan kematian orang terakhir.
Peta permainan sangat besar, tetapi dengan cepat menyusut saat badai listrik di sekitar pulau runtuh menjadi lingkaran yang semakin kecil, memaksa pemain bersama saat permainan berlanjut.
5. Valorant (PC)
Game Valorant yang dipertandingkan di SEA Games bukanlah versi mobile melainkan versi PC. Valorant adalah penembak berbasis karakter taktis 5v5 yang menggemparkan arena game PC.
Penembak kompetitif mendapatkan daya tarik yang serius berkat paparan di Twitch dalam bentuk beta sebelum diluncurkan, tetapi sejak saat itu menjadi salah satu penembak paling populer.
Pengembang Valorant berkata, “Sementara kami menjelajahi platform lain seperti konsol dan seluler, saat ini tim sedang bekerja keras untuk menghadirkan pengalaman terbaik di PC.”
Kami sangat berharap untuk melihat Riot mengembangkan game untuk konsol dalam waktu dekat, terutama dengan popularitasnya saat ini.
6.Attack Online 2 (PC)
Terakhir AO atau singkatan dari Attack Online menjadi game esports yang dipertandingkan. AO merupakan games yang bergenre FPS dan diselenggarakan secara solo dan beregu.
Attack Online menjadi game esports yang paling populer di Kamboja, kemungkinan game ini menjadi game pembuka dari cabor game esports di SEA Games 2023.