redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi II Kamis (30/3/23) ditutup di 6.808,95 atau melemah 0,45% secara harian.

Sebanyak 268 saham turun, 265 saham naik sementara 186 saham lainnya tidak bergerak. Sore ini, nilai transaksi mencapai sekitar Rp10 triliun dengan melibatkan 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,35 juta kali.

Hari ini IHSG bergerak fluktuatif, menguat di awal pembukaan namun berbalik arah di hingga perdagangan ditutup. Penyusutan indeks kali ini sekaligus menghentikan tren penguatan yang telah berlangsung selama dua hari sebelumnya. Dalam lima hari transaksi, apresiasi IHSG masih menguat 1,75%. Sementara itu sejak awal tahun, IHSG masih membukukan pelemahan 0,61% (year to date).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, hampir seluruh sektor melemah. Sektor konsumen non-primer dan industri menjadi yang paling merugikan indeks, masing-masing turun 0,9% lebih. Hanya sektor energi yang terpantau menguat sebesar 1,66%

Adapun limabottommoversIHSG hari ini berdasarkan bobot indeks poinnya masih dipenuhi dari sektor perbankan-finansial, meliputi:

IHSG terkoreksi setelah selama dua hari beruntun bergerak menghijau. Selain itu, volatilitas pasar global yang juga masih cenderung tinggi juga membuat pergerakan IHSG belum terlalu stabil. Namun, pergerakan pada pekan ini cenderung lebih dari dari pekan lalu.

Investor cenderung wait and see jelang rilis data final dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) periode kuartal IV-2022 yang akan dirilis malam nanti waktu Indonesia.

Di lain sisi, meski sentimen dari krisis perbankan global sudah mulai mereda tetapi beberapa investor masih khawatir bahwa krisis tersebut belum dikatakan usai.

Bahkan, salah satu pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga berkata demikian. Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari dalam wawancaranya dengan CBS mengatakan para pejabat The Fed memantau dampak kejatuhan sektor perbankan “dengan seksama”.

Ia juga menegaskan sistem perbankan saat ini resilien dan sehat, memiliki modal yang kuat dan likuiditas yang cukup memadai serta mendapat dukungan penuh dari The Fed dan regulator lainnya.

Meski demikian, Kashkari mengakui masih akan ada tekanan di sektor perbankan.

“Saya tidak mengatakan semua tekanan sudah hilang, saya memperkirakan proses ini memerlukan waktu beberapa saat. Tetapi secara fundamental. sistem perbankan sehat,” kata Kashkari sebagaimana dilansir CNBC International.

CNBC INDONESIA RESEARCH