RedaksiHarian – Kehadiran Marc Marquez di Gresini Racing semakin menambah runyam rivalitas di dalam skuad Si Merah Borgo Panigale mulai musim ini.
Mantan Bayi Alien itu memang sudah mencengangkan sejak menjalani penampilan perdananya bareng tim satelit Ducati dalam tes pasca-musim di Valencia pada akhir November lalu.
Marquez menunjukkan tingkat adaptasi yang menjanjikan dengan sempat memimpin catatan waktu lap sebelum bertengger di perigkat empat dalam hasil keseluruhan.
Feedback-nya pun tidak ada yang negatif tentang motor pabrikan Italia tersebut.
Seperti diketahui Marquez akan dibekali dengan motor Ducati Desmosedici GP23 yang dipakai Francesco Bagnaia untuk meraih gelar Juara Dunia kedua kalinya secara beruntun.
Selain hawa panas dari garasi Gresini, tim satelit “utama” Ducati yaitu Prima Pramac juga makin berkobar dengan ambisi balas dendam.
Pembalap andalan mereka, Jorge Martin, jelas mengincar penebusan setelah tahun lalu menjadi rival tersengit Bagnaia dan menjadi runner-up.
Yang membuat Martinator terlihat sangar adalah kecepatan murninya dalam memacu Desmosedici GP di setiap akhir pekan lomba.
Jika Bagnaia cenderung telat panas dan mengincar performa puncak saat lomba, Martin tidak butuh waktu lama untuk memimpin catatan waktu sejak awal.
Pengalaman dari kegagalan pahit pada musim lalu tentu bakal membuat Martin makin sulit untuk dikalahkan pada musim ini bersama motor teranyar.
Martin memang selalu mendapatkan motor pabrikan Ducati sejak musim debutnya di MotoGP bersama Pramac pada 2021.
Masing-masing dari Martin dan Marquez punya kekuatan. Lantas, siapa yang paling mengancam menurut Bagnaia?
“Itu sangat sulit untuk dikatakan,” kata Bagnaia. “Semua pembalap Ducati kompetitif dan cepat,” tambah murid Valentino Rossi itu.
Bagnaia tidak melihat musim yang berbeda di depannya.
Mengenai Marquez, muncul anggapan bahwa MotoGP 2024 akan menghadirkan ujian sebenarnya karena juara dunia delapan kali tersebut akhirnya berada di situasi ideal.
Setelah penampilan yang tak terkalahkan pada musim 2019, Marquez bisa dibilang hanya menjadi penonton gegara cedera panjang dan memblenya performa motor Honda.
“Saya menjalani musim seperti biasa, tapi saya tahu bahwa kalian harus selalu mencoba untuk menciptakan sensasi,” ucap Bagnaia.
“Jadi tidak masalah orang-orang membicarakan (tentang Marquez). Kita akan melihatnya begitu musim berjalan.”
Adapun soal Martin, pembalap yang akrab disapa Pecco tersebut hanya mengakui bahwa rivalnya itu pastinya kuat dan kompetitif.
“Tapi, masih terlalu awal untuk mengatakannya,” imbuhnya.
Bagnaia merasa bahwa lawannya bukan hanya Marquez dan Martin saja. Ada banyak pembalap yang sangat kompetitif pada MotoGP 2024 menurutnya.
Keengganan Bagnaia untuk menjawab pertanyaan tersebut secara pasti juga didasarkan pada persaingan eksternal.
Nuvola Rossa sadar betul bahwa selain faktor internal, pergerakan pabrikan kompetitor juga mesti diwaspadai, utamanya KTM dan Aprilia.
KTM kedatangan bocah ajaib Pedro Acosta, sedangkan Aprilia menambah kekuatan mereka dengan memberikan motor pabrikan untuk pembalap tim satelit mereka, Miguel Oliveira.
Sementara Yamaha dan Honda, selain mendapatkan konsesi, mereka mulai mengadopsi cara kerja pabrikan Eropa demi mengejar ketertinggalan.
“Tim lain akan membuat langkah maju, seperti Yamaha dan Honda. KTM sudah kompetitif tahun lalu, kemudian Aprilia pasti akan mengambil langkah maju juga,” papar Bagnaia.
“Jadi mari kita lihat dan tunggu saja, semua akan mengetahui bersama apa yang akan terjadi (pada musim ini),” ucap Bagnaia.