RedaksiHarian – Keputusan Aprilia mengadopsi sistem seperti Ducati, di mana tim satelit juga dipasok motor pabrikan terbaru seharusnya menjadi hal menguntungkan bagi pembalap Trackhouse, Miguel Oliveira.
Berada di tim satelit tetapi mendapatkan motor terbaru, jelas menjadi hal positif yang mungkin diinginkan pembalap-pembalap tim satelit lain.
Namun, apa yang dirasakan Oliveira justru berkebalikan.
Pembalap asal Portugal itu justru punya reaksi negatif setelah menjajal RS-GP Aprilia versi terbaru setelah menjalani dua balapan di awal musim ini.
Dia finis di urutan ke-15 dan ke-8 pada balapan utama.
Sedangkan di sesi sprint, Oliveira tak mendapat poin sepeser pun.
Keistimewaan yang dia rasakan lebih dulu ketimbang rekan setimnya Raul Fernandez yang masih memakai RS-GP 23, justru tidak terlalu berefek bagus.
Malah, menurut pendapat Oliveira, peningkatan mesin RS-GP Aprilia justru baru sangat sedikit.
RS-GP 24 memiliki kecenderungan berbeda di area aerodinamis. Sesuatu yang memang jadi fokus utama pabrikan Noale beberapa tahun terakhir.
Soal kemungkinan adaptasi Oliveira yang mungkin tak mulus, mantan rider KTM itu menyangkalnya.
Dia tetap menyebut bahwa keselerasan RS-GP24 tidak sesuai yang diekspektasikan.
“Pengalaman berkendara sebenarnya bagus. Soal ini, saya sudah bisa berubah total (beradaptasi dengan baik),” kata pembalap 29 tahun itu.
“Tapi, motornya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Itu membuat frustrasi.”
“Namun, begitulah situasi yang sedang kami hadapi, Kami harus terus bekerja dan mencoba menemukan solusi,” tandas dia.
Testimoni yang dilontarkan Oliveira tentang motor terbaru Aprilia ini barangkali bisa menjadi bahan pertimbangan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) bila benar ingin berpindah tim.
Terlebih, masalah mesin yang panas serta sering error sendiri, masih kerap menerpa motor Aprilia.
Sebagaimana yang terjadi pada Maverick Vinales pada seri Portugal lalu. Dia harus kehilangan peluang podium runner-up setelah high-side jelang lap terakhir akibat gearbox yang rusak.