RedaksiHarian – Setelah hasil finis di posisi ketujuh pada MotoGP Portugal 2024, Quartararo menyisakan sejumlah kekecewaan akibat performa M1 yang masih sulit banyak diharapkan.
Pasalnya, kali ini masalah yang dia rasakan di atas motor pabrikan Iwata mulai lebih kompleks.
Terlihat sebagai masalah-masalah kecil tetapi merembet ke semua area.
Semua itu diperparah dengan nasib semata wayang Yamaha yang musim ini masih tak punya tim satelit.
Dengan kondisi itu, data-data mereka pun minim, apalagi jika salah satu pembalap mengalami crash saat balapan seperti yang terlihat ketika Alex Rins gagal finis pada sesi sprint race.
“Pegangan belakang, elektronik, aerodinamis, dan komplikasi masalah lainnya.”
“Kami mengumpulkan data yang baik dan pengujian lebih lanjut akan membantu kami lebih jauh. Tentu saja juga karena kami hanya punya 2 motor di lapangan,” tandasnya.
Ketika ditanya perihal kepastian calon tim satelit Yamaha yang baru untuk musim depan, pembalap asal Prancis itu hanya bisa memberikan sedikit bocoran.
“Memang benar kami membicarakan tim satelit. Tetapi saya tidak bisa mengatakan lebih lanjut tentang hal itu saat ini,” tambahnya.
Sementara itu soal nasibnya sendiri di Yamaha di mana kontraknya akan berakhir pada Desember 2024, Quartararo justru lebih blakblakan.
Tak seperti sebelumnya yang selalu dibalut kalimat menenangkan, kali ini Quartararo sudah mengindikasikan ultimatum untuk tim raksasa Jepang tersebut.
“Tidak banyak,” jawab Quartararo saat ditanya berapa lama waktu yang dia berikan untuk Yamaha, dikutip dari Paddock GP.
Di sisi lain, isu kepindahan Juara Dunia 2021 itu pindah ke Aprilia pun semakin santer terdengar.
Quartararo disebut-sebut sudah berbicara dengan CEO tim pabrikan Noale, Massimo Rivola.
“Seperti yang Anda ketahui, kami sedang berbincang dengan beberapa pabrikan,” kata pembalap 24 tahun itu.
“Saya bisa bilang bahwa saya tidak berada dalam situasi yang buruk saat ini,” tandasnya.