redaksiharian.com – Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Irman Faiz mengatakan, kesepakatan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) merupakan langkah yang tepat untuk merespons dinamika perekonomian global.
“Pemberlakuan LCT (Local Currency Transaction) iniakan sangat memengaruhi para pelaku usaha yang melakukan kegiatan impor dan ekspor,” kata Irman dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan isu dedolarisasi atau upaya mengganti mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi tren yang meningkat belakangan. Tren tersebut juga didukung oleh ekspansi peran China dan mata uang China dalam perdagangan global serta aktivitas perdagangan dengan Indonesia.
Oleh karena itu, kerja sama LCS di antara negara-negara ASEAN muncul pada momentum yang tepat. Kerja sama LCS memungkinkan masyarakat di negara-negara yang terlibat untuk melakukan transaksi dengan negara mitra dagang dengan menggunakan mata uang lokal.
Terkait LCS, Senior Vice President Transaction Banking Sales Head Danamon Edy Supriyanto mengatakan Bank Danamon mendukung upaya Bank Indonesia untuk mengurangi ketergantungan kegiatan impor dan ekspor Indonesia terhadap penggunaan mata uang dolar AS.
Edy mengatakan Danamon sudah mendukung produk LCS untuk dua mata uang, yaitu Thailand Bhat (THB) dan Chinese Yuan (CNY).
Danamon berencana memperluas cakupan produk LCS untuk mata uang lainnya.
“Transaksi dengan LCS ini diharapkan dapat membantu nasabah Danamon yang bergerak di bidang impor dan ekspor meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan transaksi internasional,” ujar Edy.
Bank Danamon merupakan salah satu bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk menjadi Appointed Cross-Currency Dealer (ACCD). Dalam konteks itu, Bank Danamon mendukung implementasi LCS untuk aktivitas ekspor dan impor berbagai komoditas.
Produk dan layanan Bank Danamon terkait ekspor dan impor mencakup solusi proses utang piutang, Danamon Cash Connect (DCC), dan Solusi Trade Finance & Financial Supply Chain.