RedaksiHarian – Tahun ini adalah tahun lain dimana Ducati mampu meraih beberapa gelar, dimulai dengan gelar MotoGP bersama Francesco Bagnaia dan juga dengan Alvaro Bautista pada ajang World Super Bike (WorldSBK) seperti yang sudah terjadi pada tahun 2022.
Baru memulainya, tetapi diketahui bahwa mereka tidak mempunyai batas maksimum dan pada 2024 mereka akan menginginkan lebih.
Claudio Domenicali menjelaskan bagaimana segala sesuatunya dialami dari dalam.
“Ini merupakan musim yang gila dengan duel yang hebat. Jorge (Martin) tampil sangat bagus, tetapi Pecco (sapaan akrab Francesco Bagnaia) memberikan tekanan kepadanya dan memaksanya melakukan kesalahan,” kata Domenicali dilansir dari Motosan.
Menurut Domenicali, permainan mental sangat penting untuk perebutan gelar juara dunia MotoGP dalam pertarungan di seri terakhir, MotoGP Valencia.
“Tahun depan akan menjadi tahun yang rumit bagi kami karena Pecco harus berhadapan dengan Martín, Di Giannantonio, Bezzecchi dan Marquez, yang akan sangat kuat sejak awal,” ucap Domenicali.
“Dia akan membawa minat besar pada olahraga kami,” ucap Domenicali.
“Pecco harus berurusan dengan Martín, Di Giannantonio, Bezzecchi dan Marquez.”
“Menjelang 2025, bursa transfer akan menjadi gila karena banyak kontrak berdurasi dua tahun yang akan berakhir, seperti kasus Pecco Bagnaia.”
“Tidak adil bagi perusahaan atau dia untuk menandatangani kontrak panjang,” ucap Claudio Domenicali menanggapi situasi ini.
“Ini adalah olahraga kompetitif di mana semua orang, termasuk Ducati, harus tetap berada di bawah tekanan dan kontrak panjang tidak akan baik bagi siapa pun,”ujarnya.
“Perkembangan setiap orang memberi nilai lebih pada hasil Pecco yang berjuang setara dengan yang lain dan lebih baik.”
Domenicalli menyebutkan bagaimana perjuangan juara dua kali MotoGP itu.
“Berbagi data adalah filosofi kami: berisiko, namun membuat kami berkembang lebih cepat dan mempersulit kompetitor lain,” ujar Domenicali.
“Sekarang hasil ini akan dibayangi oleh fakta bahwa peraturan berubah dan mereka yang lebih baik akan mendapat hukuman lebih berat,” kata Domenicali.
Meski tampaknya mereknya sudah mencapai puncak, pria asal Italia itu yakin mereka masih bisa mengambil langkah lain.
Buktinya adalah sistem konsesi baru yang ditetapkan Dorna dan FIM (Federasi Motorsport Internasional) untuk musim MotoGP berikutnya.
“Tampaknya tidak mungkin. Tapi kami mencoba. Lawan kami telah meminta perubahan peraturan mulai tahun depan, jika tidak, kami terlalu kuat untuk mereka,” ujar Domenicali.
“Penyelenggara MotoGP (Dorna) telah menyenangkan mereka. Tidak masalah. Sebaliknya, bagi kami itu yang terbaik untuk kampanye pemasaran.”
Domenicali selanjutnya menanggapi kritik yang menyebut MotoGP telah menjadi ‘Piala Ducati’.
“Apakah kamu tidak menikmati pertunjukan Bagnaia dan Martin? Menjelang balapan terakhir mereka dipisahkan 14 poin. Pada F1, Verstappen menang dengan poin lebih dari dua kali lipat di putaran kedua,” tuturnya.
Di sisi lain, hampir ada konsensus yang menyatakan bahwa Marquez akan memperebutkan gelar pada 2024.
Meski setuju, Domenicali sudah memilih pembalap yang menjadi favoritnya.
“Saya memilih Pecco. Dia orang Italia, dia membalap untuk tim resmi dan ada empati khusus kepadanya,” aku Domenicali.