RedaksiHarian – Tim balap DS PENSKE mengatakan dua pebalap mereka yaitu Jean-Éric Vergne dan Stoffel Vandoorne dapat menguasai edisi perdana Formula E Portland, Amerika Serikat, akhir pekan lalu meskipun balapan berlangsung menantang.
Dikutip dari keterangan resmi tim yang diterima pada Senin, sejak sesi latihan bebas (FP) pertama, para pebalap DS PENSKE menempatkan mobil DS E-TENSE FE23 mereka di barisan terdepan.
Vergne adalah yang tercepat kedua secara keseluruhan, sementara Vandoorne berada di posisi ketujuh. Pebalap Prancis dan Belgia itu melanjutkan penampilan mereka di kualifikasi, di mana mereka masing-masing diklasifikasikan di nomor keenam dan ke-10, hingga akhirnya mereka terkena penalti karena masalah teknis.
“Itu adalah balapan yang sulit bagi tim, dengan hasil akhir yang jauh dari potensi kami. Kami sangat cepat selama latihan bebas, terutama dalam mode 300 Kw, dan di kualifikasi kami melihat Vergne lolos ke fase duel,” kata Direktur Kinerja DS Eugenio Franzetti.
“Sayangnya, tim dihukum karena memiliki beberapa perlengkapan di pitlane yang digunakan untuk memindai kode pada ban. Jelas ini bukan sesuatu yang mempengaruhi powertrain dan performa mobil, tapi konsekuensinya adalah kami harus memulai balapan dari pitlane,” imbuhnya.
Balapan utama pun dimulai dengan Vergne dan Vandoorne di urutan ke-21 dan 22 dalam grid, dan mereka melakukan perlawanan sepanjang balapan sampai akhirnya mereka finis di posisi ke-12 dan 13 pada Formula E Portland.
Sementara itu, Vergne mengatakan ia masih ingin berusaha menjaga performa terbaik meskipun telah mengalami akhir pekan yang berat di Portland.
“Sayang sekali karena mobilnya bagus dan saya merasa sangat percaya diri. Jadi kita perlu menjaga kepala kita tetap tegak dan terus memberikan segalanya,” ujar juara Formula E 2018 dan 2019 itu.
“Itu adalah akhir pekan yang sulit dan kami jelas kecewa harus memulai dari pitlane. Sayang sekali, tapi kami menerima keputusan itu. Di awal balapan, kami melakukan semua yang harus kami lakukan dan mobil bekerja dengan sangat baik. Tapi kemudian kami harus berjuang dengan manajemen energi dan kami tidak bisa benar-benar bertahan dengan para pemimpin balapan,” imbuh Vandoorne.