redaksiharian.com – Proyek Moda Raya Terpadu ( MRT ) Jakarta Fase 3 Balaraja-Cikarang (East-West Line) dan Fase 4 Fatmawati-Kampung Rambutan ditargetkan mulai groundbreaking pada 2024. Bagaimana prosesnya saat ini?

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, target groundbreaking tersebut masih tetap sama dan saat ini proyek MRT Fase 3 dan 4 sedang menunggu finalisasi dari investor Jepang.

“Ya (target groundbreaking di 2024), sedang finalisasi dengan JICA (Japan International Cooperation Agency), dengan Jepang,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Sebagai informasi, proyek MRT Fase 3 akan dikerjakan sepanjang 84,102 kilometer dan perkiraan dana yang dibutuhkan sekitar Rp 160 triliun dengan model pembiayaan melalui utang dari JICA.

Mengutip pemberitaan sebelumnya, pemerintah Inggris bakal menggelontorkan dana sebesar Rp 19 triliun untuk proyek MRT Jakarta Fase 3 koridor East-West.

Adapun dukungan pembiayaan dari pemerintah Inggris dinyatakan melalui Expression of Interest (Eol). Nominalnya sekitar 1,2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 19,3 triliun untuk pembangunan fase 3 tersebut.

Pada Februari lalu persiapannya telah masuk ke tahap pengkajian oleh Jakarta Metro Consultant Association (JMCA) di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub.

Pada MRT Fase 3 ini akan ada 49 stasiun di East-West Line dengan 49 transit oriented development (TOD). Pembangunan TOD juga akan dilakukan secara serentak dengan konstruksi stasiun.

Sementara itu, proyek MRT Fase 4 akan dikerjakan sepanjang 10,9 kilometer dan dana yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini sekitar Rp 17-20 triliun.

Berbeda dengan fase sebelumnya, PT MRT Jakarta merencanakan pembiayaan Fase 4 dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Selain itu, pembiayaan proyek juga direncanakan terbuka untuk kerja sama dengan Korea Selatan.