RedaksiHarian – Dalam wawancara baru-baru ini dengan Corriere dello Sport, Alessio ‘Uccio’ Salucci, mantan asisten Rossi dan manajer Akademi VR46 saat ini berbagi refleksinya tentang tahun menyenangkan yang ia jalani sebagai pelatih tim dan visinya tentang apa yang ada di depan.
Dengan nada penuh semangat dan bangga, Salucci membahas berbagai topik, mulai dari kesuksesan tim yang tidak terduga hingga tantangan yang dihadapi oleh pembalap bintangnya, Marco Bezzecchi dan Luca Marini.
Titik awal perbincangan adalah performa mengejutkan tim musim lalu.
“Saya sangat senang dengan musim ini,” kata Salucci sambil tersenyum lebar dilansir dari MotoSan.
Dua belas bulan lalu, dia bahkan tidak menyangka prestasi yang akan diraih timnya.
Pria 44 tahun itu mengenang hari-hari tes pramusim pada Februar ketika Marco Bezzecchi menunjukkan kecepatan dan konsistensinya di trek yang berbeda.
“Mari kita tetap kuat karena tahun ini kita bersenang-senang,” aku Salucci saat rapat internal.
Prediksi tersebut menjadi kenyataan ketika Bezzecchi yang baru menjalani percobaan kedua di tahun keduanya pada MotoGP, meraih kemenangan pada GP Argentina.
Kemenangan itu dia rayakan bersama Rossi yang mengatakan kepada Uccio. “Sial, kami menang pada MotoGP!”
Salucci menceritakan seperti apa dirinya saat itu. “Bagi sebagian orang, dia adalah teman (Valentino) yang tidak melakukan apa pun. Sejujurnya, itu tidak mengubah apa pun bagi saya.”
“Jika mereka menindas saya karena suatu alasan, saya akan senang hari ini. Namun, karena saya sudah tahu bahwa mereka yang mengatakan hal-hal tertentu yang tidak benar, dia tidak pernah mempengaruhi saya,” tutur Salucci.
Bezzechi berhasil naik podium sebanyak enam kali dan memperebutkan gelar juara setelah menjalani operasi tulang selangka.
Tetapi, cedera tersebut merugikannya dan ia tidak mampu menjadi rival langsung dengan mereka yang berada di puncak pada akhir musim.
“Mungkin kami tidak akan mengikuti kejuaraan dunia, tetapi tanpa cedera kami akan bisa berlari setidaknya sampai balapan kedua dari belakang, di Qatar. Tapi sejujurnya, kami belum siap untuk meraih gelar,” ujar Salucci.
Wawancara tersebut juga menyoroti peran penting Salucci dalam pengambilan keputusan strategis tim, terutama terkait pemilihan pembalap untuk musim mendatang.
Keputusan Bezzecchi untuk tetap bersama tim meski ada tawaran dari Ducati disebutkan.
“Nilai grup yang dibentuk dalam dua tahun ini lebih besar dibandingkan perbedaan antara motor saya dan motor resmi,” kata Salucci tentang perbincangan dengan Bezzecchi.
Pentingnya menjaga kekompakan kelompok dan loyalitas pembalap terhadap tim menjadi aspek utama yang ia soroti.
Kepergian Luca Marini ke tim pabrikan Honda juga disinggung dalam wawancara tersebut.
Salucci mengungkapkan kepuasannya atas kesuksesan Marini dan menyoroti pentingnya memenuhi tujuan awal Akademi VR46 membawa para pembalap ke panggung dunia dan pada akhirnya, ke tim resmi.
“Kami senang,” ucap Salucci seraya menegaskan bahwa keputusan Marini merupakan sebuah peluang yang didapat berkat kerja keras tim.
“Saya berharap Diggia (Fabio Di Giannantonio) mengulangi performanya pada akhir musim.”
Membahas musim mendatang bersama Marco Bezzecchi dan Fabio Di Giannantonio, Salucci mengungkapkan optimisme dan ekspektasinya.
Dia berbicara tentang evolusi Di Giannantonio dan keyakinannya terhadap kelanjutan performa Bezzecchi meski ada tantangan yang dihadapi pada akhir musim 2023.
Wawancara tersebut juga membahas kembalinya duel trek dengan Marc Marquez yang kini berbagi sepeda motor dengan tim Akademi VR46.
Luccio mengungkapkan harapannya agar duel ini berlangsung seru namun penuh rasa hormat.
Pembicaraan tersebut diakhiri dengan visi masa depan tim.
Salucci mengungkapkan bahwa mereka telah dihubungi oleh beberapa merek, termasuk Yamaha dan KTM, dan mereka akan mengambil keputusan mengenai kemitraan mereka untuk musim 2025 pada pertengahan musim berikutnya.