redaksiharian.com – Taiwan menggenjot stok energi untuk meningkatkan ketahanan pulau itu jika terjadi krisis.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Ekonomi Taiwan Tseng Wen-Sheng, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (24/10/2022).

Strategi tersebut dilakukan Taiwan saat China meningkatkan tekanan militernya untuk menekan Taipei.

China menggelar latihan besar-besaran di sekitar Taiwan pada Agustus setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.

Beijing juga tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk reunifikasi dengan Taiwan.

Tseng mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa Pemerintah Taiwan meningkatkan stok gas alam dan batu bara.

Langkah itu merupakan salah satu upaya dari dorongan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk memperkuat ketahanan Taiwan jika terjadi keadaan darurat di tengah ketidakpastian pertumbuhan global, geopolitik, dan ekonomi.

“Ketika itu terjadi, kita harus mampu melakukan tekanan sampai tingkat tertentu,” kata Tseng.

Tseng menyampaikan itu saat menjawab pertanyaan tentang prospek blokade China atau serangan terhadap Taiwan.

Taipei sangat bergantung terhadap pasokan energi dari asing karena mengimpor dari luar negeri sebesar 98 persen.

Tseng berujar, dengan membangun fasilitas penyimpanan baru di seluruh Taiwan, kementeriannya berencana meningkatkan stok gas alam menjadi lebih dari 20 hari pada 2030, naik dari level saat ini yakni 11 hari.

Tseng menambahkan, persediaan batu bara akan meningkat di tahun-tahun mendatang sedangkan stok minyak mentah akan berlanjut pada tingkat lebih dari 100 hari.

Dia menolak untuk memberikan perincian lebih lanjut.

China selalu mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri. Akhir-akhir ini, Beijing meningkatkan tekanan militer dan politiknya terhadap pulau itu.

Taipei menolak klaim kedaulatan Beijing dan bersumpah untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.