redaksiharian.com – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman meminta Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) untuk tidak bermain 2 kaki, melainkan harus berdiri 3 kaki.

Benny mendesak Jokowi memperlakukan ketiga capres sama rata supaya kepala negara tetap netral.

Sebab, Benny memandang Jokowi saat ini berdiri condong ke dua calon saja, sementara satunya lagi malah diinjak.

Diketahui, ada tiga capres yang sejauh ini dideklarasikan, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

“Sebagai kepala negara harus mengangkat tiga-tiganya. Presiden itu harus kaki tiga, bukan kaki dua, kan begitu. Netral,” ujar Benny saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

“Bukan soal berdiri ya, seharusnya Presiden Jokowi berdiri di tiga kaki, jangan di dua kaki, ya kan? Jangan duanya diangkat, satunya diinjak. Yang terjadi sekarang ini ya begitu, duanya diangkat, satunya diinjak,” sambungnya.

Benny menjelaskan, Jokowi sebagai Presiden seharusnya mengangkat ketiga tokoh capres yang ada saat ini.

Menurut dia, ketiga capres tersebut merupakan putra terbaik bangsa.

“Siapapun nanti yang akan terpilih oleh rakyat, ya tentu yang baik akan dipertahankan, kan begitu, yang rusak kita perbaiki. Yang baik kita pertahankan, bila perlu diperbanyak, yang rusak kita perbaiki, bahkan yang salah kita perbaharui, karena itu tagline kita perubahan dan perbaikan,” tutur Benny.

Meski demikian, Benny merasa Anies Baswedan yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak perlu didukung Jokowi.

Dia mendesak Jokowi untuk membiarkan ketiga bakal capres bersaing dengan caranya masing-masing, lalu menyerahkan semua keputusan di tangan rakyat.

“Presiden Jokowi jangan memihak salah satu pihak atau memihak di dua pihak, dia harus netral. Ada yang mengatakan, ‘kan enggak ada undang-undangnya netral’. Ya enggak UU-nya, tapi kan etika bangsa, hidup berbangsa kita kan begitu,” ucap dia.

Benny mengingatkan bahwa yang akan bertarung dalam Pilpres 2024 nanti bukan Jokowi, melainkan Prabowo, Anies, dan Ganjar.

Maka dari itu, kata dia, simbol negara seperti Presiden harus tetap netral.

“Negara harus netral. Netral terhadap apa? Netral terhadap para pemain. Siapa para pemain ini? Para pemain itu parpol-parpol. Siapa pemainnya? Para capres-cawapres, kan begitu,” imbuh Benny.