redaksiharian.com – Menteri Kesehatan Peru Rosa Gutierrez memutuskan untuk mengundurkan diri pada Kamis (15/6/2023), setelah mendapat kritik atas penanganan krisis demam berdarah .
Sedikitnya 248 orang tewas dan sekitar 147.000 orang terinfeksi akibat krisis demam berdarah di Peru terbaru.
Presiden Peru Dina Boluarte dilaporkan telah menerima pengunduran diri Rosa Gutierrez.
Dia kemudian berjanji untuk melipatgandakan semua upaya untuk memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas kepada semua warga negara.
Menurut sebuah posting di akun Twitter Kepresidenan Peru, Gutierrez mengumumkan pengundurdiriannya dalam rapat kongres yang mana dia ditanyai tentang penanganan terhadap wabah demam berdarah.
Sebagaimana dikutip dari AFP, beberapa pihak sebelumnya telah menyerukan pengunduran diri Gutierrez setelah dia mengaitkan peningkatan kasus demam berdarah dengan suhu tinggi dan hujan pada kuartal pertama tahun ini.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Pan Amerika, Peru memiliki tingkat kematian akibat demam berdarah tertinggi kedua di Amerika Latin setelah Brasil.
Di negara tersebut, kasus demam berdarah terutama membanjiri rumah sakit di bagian utara pada tahun ini.
Demam berdasar adalah penyakit endemik di daerah tropis yang bisa menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri otot.
Dalam kasus paling serius, demam berdasar memang bisa menyebabkan pendarahan yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini pertama kali terdeteksi di Peru pada tahun 1984 dan sejak itu menjadi endemik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada April, bahwa demam berdarah dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus yang dibawa nyamuk bisa menyebar lebih jauh di bawah pengaruh perubahan iklim.