redaksiharian.com – Kedatangan CEO OpenAI Sam Altman ke Indonesia disambut antusiasme yang meriah. Hal ini tak lepas dari popularitas ChatGPT, platform yang dikembangkan OpenAI.

Acara yang dibuka untuk publik pada hari ini, Rabu (14/6/2023), dihadiri tamu-tamu penting. Antara lain Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makarim, serta pengusaha batu bara yang juga Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir.

Nadiem duduk di kursi VVIP, berhadapan langsung dengan Altman. Ia bahkan diberikan hak istimewa untuk melontarkan pertanyaan pertama ke pencipta teknologi revolusioner tersebut.

Nadiem mempertanyakan soal dampak ChatGPT dan teknologi AI bagi sistem pendidikan. Pasalnya, ia mengaku banyak guru di Indonesia yang was-was jika profesi mereka tergantikan chatbot AI.

Hal tersebut dijawab santai oleh Altman. Menurut dia, setiap perkembangan teknologi memang akan membawa perubahan drastis bagi sistem pendidikan.

Sebelum kehadiran AI, sistem pendidikan juga terpengaruh oleh kemunculan kalkulator dan mesin pencari. “Inilah tanda manusia ber-progress,” ujarnya.

Kunjungan Altman ke Indonesia merupakan rangkaian dari ‘World Tour’ untuk mempromosikan AI, sekaligus berbincang langsung dengan pengguna ChatGPT dan para pengembang (developer). Hal ini ia umumkan pertama kali lewat akun Twitter personalnya pada Maret 2023.

Adapun negara-negara yang ia kunjungi adalah Kanada (Toronto), Brasil (Rio), Nigeria (Lagos), Spanyol (Madrid), Belgia (Brussels), Jerman (Munich), Inggris (London), Perancis (Paris), Israel (Tel Aviv), Uni Arab Emirat (Dubai), India (New Delhi), Singapura, Indonesia (Jakarta), Korea Selatan (Seoul), Jepang (Tokyo), serta Australia (Melbourne).

Altman juga mengatakan maksud ‘blusukan’ ke berbagai belahan dunia adalah untuk bertemu dengan para pemangku kebijakan. Ia mendorong agar seluruh negara dunia berkolaborasi untuk membentuk lembaga khusus yang mengawasi pengembangan AI.

ChatGPT yang diperkenalkan pada November 2022 sontak menghebohkan industri teknologi. Dalam waktu 2 bulan, layanan itu sudah meraup 100 juta pengguna aktif.

Nama Altman pun langsung menjadi headline di media. Namun, popularitas itu disertai dengan banyak kontroversi.

ChatGPT dianggap membawa risiko fatal bagi peradaban manusia. Antara lain terkait peningkatan pengguran karena digantikan chatbot AI, hingga maraknya disinformasi.

Altman menyadari hal ini. Karena itu, ia merekomendasikan lembaga khusus tersebut berfungsi seperti IAEA, yakni badan internasional yang mengawasi penggunaan nuklir.