redaksiharian.com – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merupakan salah satu emiten produsen komoditas nikel terbesar di Indonesia. Besarnya cadangan nikel Indonesia membuat prospek bisnis INCO menjanjikan.

Harga semakin menarik setelah nikel produksi Indonesia dilarang diekspor oleh pemerintah. Para produsen nikel hanya boleh mengekspor nikelnya dalam sudah bentuk pemurnian, bukan lagi masih berbentuk bijih nikel. Sementara itu, prospek industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di RI juga dapat mendorong perusahaan produsen atau pengolah nikel seperti INCO diuntungkan.

Terlepas dari hal itu, sejatinya INCO sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk. Namun, setelah diakusisi oleh Vale Canada Limited, namanya pun berubah.

Adapun Vale S.A merupakan pengendali dari perusahaan Vale Canada Limited, di mana Vale S.A bermarkas di Brasil. Vale S.A didirikan berdasarkan hukum Republik Federal Brasil.

Sebelum diakusisi oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, struktur pemegang saham di atas 5% yakni Vale Canada Limited sebanyak 5.835.607.960 lembar saham atau 58,73% dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. sebanyak 1.996.281.680 atau 20,09%, dan publik sebanyak 2,036,346,880 atau 20,49%.

Data pemegang saham ini tercatat per 31 Desember 2019. Adapun Vale Canada Limited merupakan pemegang saham pengendali dari Vale Indonesia.

Setelah diakusisi oleh MIND ID, struktur pemegang saham INCO di atas 5% pun berubah. Vale Canada Limited berubah menjadi sebanyak 4.351.403.820 lembar saham atau 43,79%, MIND ID sebanyak 1.987.267.745 lembar atau 20%, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd sebanyak 1.493.218.075 lembar atau 15,03%, dan publik sebanyak 2.104.449.080 atau 21,18%.