China pada Selasa (16/8) memberlakukan larangan visa dan sanksi-sanksi lainnya terhadap tokoh-tokoh politik Taiwan, sementara negara itu meningkatkan tekanannya terhadap pulau berpemerintahan sendiri itu dan AS sebagai tanggapan atas kunjungan delegasi Kongres AS secara berturutan.
Sanksi itu ditetapkan sehari setelah China melakukan lebih banyak lagi latihan militer di laut dan wilayah angkasa sekitar Taiwan untuk menanggapi apa yang disebutnya “kolusi dan provokasi antara AS dan Taiwan.” Tidak ada penjelasan mengenai waktu dan skala latihan China.
Latihan tersebut diumumkan pada hari yang sama ketika satu delegasi Kongres AS bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, dan setelah kunjungan serupa oleh ketua DPR AS Nancy Pelosi. Pelosi adalah anggota tingkat tertinggi pemerintah AS yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun ini. Pemerintah China berkeberatan Taiwan memiliki hubungan resmi dengan pemerintah negara-negara asing karena Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayahnya. Latihan militernya belakangan ini menekankan ancaman China untuk merebut pulau itu dengan kekuatan militer.
Kunjungan Pelosi diikuti oleh ancaman latihan militer Taiwan selama hampir dua pekan yang mencakup penembakan rudal di atas wilayah Taiwan dan serbuan kapal-kapal angkatan laut dan pesawat tempur yang melintasi garis pemisah di Selat Taiwan, yang telah lama menjadi zona penyangga antara kedua pihak. Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan kepada wartawan bahwa China telah bereaksi berlebihan dengan “responsnya yang provokatif dan sama sekali tidak perlu terhadap kunjungan delegasi Kongres ke Taiwan awal bulan ini.”
Target sanksi terbaru China mencakup duta besar de facto Taiwan untuk AS, Bi-khim Hsiao serta anggota parlemen Ker Chien-ming, Koo Li-hsiung, Tsai Chi-chang, Chen Jiau-hua dan Wang Ting-yu, serta aktivis Lin Fei-fan.
Mereka akan dilarang melakukan perjalanan ke China daratan, Hong Kong dan Makau, serta dilarang memiliki hubungan finansial atau pribadi dengan orang-orang dan berbagai entitas di daerah-daerah tersebut, kata Kantor Kerja Taiwan di Partai Komunis yang berkuasa.
Langkah-langkah itu dirancang untuk “menghukum tegas” mereka yang dianggap pendukung kuat kemerdekaan Taiwan, kata kantor berita resmi Xinhua.
Perdana Menteri Su Tseng-chang, ketua parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu telah masuk daftar sanksi China dan akan menghadapi restriksi lebih banyak lagi, kata Xinhua. [uh/ab]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.