China pada hari Rabu (10/8) mengukuhkan kembali ancamannya untuk menggunakan kekuatan militer untuk membuat Taiwan yang berpemerintahan sendiri di bawah kontrolnya, di tengah ancaman latihan militer China yang telah meningkatkan ketegangan antara kedua pihak hingga ke level tertinggi dalam beberapa tahun ini.

Pernyataan Kantor Urusan Taiwan di Kabinet dan departemen beritanya itu muncul menyusul penembakan rudal selama hampir sepekan serta serangan ke perairan dan wilayah angkasa Taiwan oleh kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat angkatan udara China.

Tindakan tersebut telah mengacaukan penerbangan dan pelayaran di kawasan yang penting bagi rantai pasokan global itu, mendorong kecaman keras dari AS, Jepang dan negara-negara lainnya.

Sebuah pernyataan China dalam versi bahasa Inggris menyebutkan Beijing akan “bekerja dengan kesungguhan terbesar dan mengerahkan upaya terbaik untuk mencapai reunifikasi secara damai.”

Jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat China melakukan latihan tempur bersama di sekitar Pulau Taiwan, 7 Agustus 2022. (Foto: via AP)

Jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat China melakukan latihan tempur bersama di sekitar Pulau Taiwan, 7 Agustus 2022. (Foto: via AP)

“Tetapi kami tidak akan meninggalkan penggunaan kekuatan, dan kami memiliki opsi untuk mengambil semua langkah yang diperlukan. Ini untuk berjaga dari campur tangan asing dan semua aktivitas separatis,” kata pernyataan itu.

“Kami akan selalu siap menanggapi dengan menggunakan kekuatan atau cara-cara lain yang diperlukan terhadap campur tangan kekuatan asing atau tindakan radikal oleh unsur-unsur separatis. Target utama kami adalah memastikan prospek reunifikasi damai China dan memajukan proses ini,” katanya.

China mengatakan langkah mengancam itu didorong oleh kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pekan lalu. Tetapi Taiwan mengatakan kunjungan itu merupakan kegiatan rutin dan bahwa China menggunakannya hanya sebagai dalih untuk meningkatkan ancamannya.

Dalam tanggapan tambahan terhadap kunjungan Pelosi, China mengatakan memutus semua dialog mengenai berbagai isu mulai dari keamanan maritim hingga perubahan iklim dengan AS, pendukung utama militer dan politik Taiwan.

Menteri Luar Negeri Taiwan pada Selasa memperingatkan bahwa latihan militer China mencerminkan ambisi untuk mengontrol wilayah luas di Pasifik Barat, sementara Taiwan melakukan latihannya untuk menekankan kesiapannya membela diri. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.