redaksiharian.com – China melarang penerbangan drone di objek wisata Kota Zhangjiajie, Provinsi Hunan. Larangan itu dikeluarkan untuk menjaga habitat burung di sana.

Objek wisata Jiutianfenglian menjadi lokasi pengembangbiakan burung – burung langka.

Biro Kehutanan Wilayah Sangzhi juga menegaskan, larangan penerbangan drone akan membantu melindungi dan meminimalkan gangguan serta kerusakan pada habitat burung – burung itu.

Larangan itu keluar karena beberapa kali muncul kasus serangan burung pemangsa terhadap pesawat tanpa awak itu.

Pada 10 Mei 2023, drone yang terbang di kawasan objek wisata Jiutianfenglia mendadak disambar oleh seekor burung pemangsa.

Akibat jatuhnya drone itu, sang pemilik malah menerbangkan drone lain untuk menemukan drone yang disambar burung pemangsa itu, tapi yang terjadi kembali disambar tepat setelah lepas landas.

Dari kasus-kasus itu, pejabat kehutanan setempat menilai drone dianggap sebagai mangsa atau penyusup yang memasuki wilayah burung – burung pemangsa.

“Penyerangan drone oleh burung pemangsa kemungkinan terjadi karena mereka mengira drone sebagai mangsa atau penyusup yang memasuki wilayah mereka,” ujar Jiang Fangming selaku pejabat biro kehutanan Zhangjiajie.

Berlainan dengan itu, seorang profesor dari Hunan Normal University menganalisis bahwa wisatawan lokal memiliki kebiasaan menerbangkan drone untuk merekam video dari objek-objek wisata yang jarang dikunjungi, mulai dari pegunungan, sungai, hingga danau.

“Mereka tidak mengetahui bahwa drone dapat berbahaya bagi burung ,” ujar Deng Xuejian, profesor dari Hunan Normal University, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

“Gangguan yang disebabkan drone dapat memengaruhi aktivitas normal beberapa burung kecil dan berpotensi melukai burung besar,” ujarnya lagi.

Bagi yang melanggar, akan ada sanksi yang dikeluarkan oleh departemen-departemen terkait.

Di sisi lain, penerbangan drone yang bertujuan untuk keperluan bisnis resmi hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan izin dari pihak berwenang.***