China, Rabu (20/7), mengecam Washington sebagai “perusak perdamaian” di Selat Taiwan. Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul serangkaian perjalanan kapal-kapal perang AS melalui jalur perairan tersebut.

Beijing memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut kembali suatu hari nanti, dan perairan sempit yang memisahkan pulau itu dan China daratan adalah pusat konflik antara kedua belah pihak.

Berbeda dengan posisi Beijing, Amerika Serikat dan negara-negara lain melihat selat itu sebagai bagian dari perairan internasional dan dengan demikian terbuka untuk semua, dan tahun ini sebuah kapal perang AS transit di jalur itu hampir setiap bulan.

Pada hari Selasa, kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Benfold “melakukan transit rutin di Selat Taiwan, melalui perairan internasional,” kata Armada Ketujuh AS dalam sebuah pernyataannya. “Kapal itu transit melalui koridor di selat itu yang berada di luar wilayah pantai negara mana pun,” tambahnya.

Komando Wilayah Timur China mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah mengerahkan angkatan laut dan udara untuk “mengikuti dan memantau seluruh kegiatan kapal itu”.

“Provokasi dan unjuk kekuatan AS yang sering dilakukan ini menunjukkan sepenuhnya bahwa Amerika Serikat adalah perusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata juru bicaranya, Kolonel Shi Yi.

Ia menambahkan pasukan China selalu “berada dalam kondisi siaga tinggi untuk secara tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial”.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan telah memantau dengan cermat jalur perjalanan kapal perusak AS itu dan menyatakan bahwa “situasinya terlihat normal”.

Pada bulan Juni, Taiwan bentrok dengan China terkait pernyataan Beijing yang menegaskan kembali sikapnya bahwa selat itu bukan perairan internasional. Taiwan menuduh China mencoba membahayakan perdamaian regional dengan klaim teritorialnya itu.

Kapal-kapal perang Inggris, Kanada, Prancis, dan Australia telah sering melewati Selat Taiwan dalam beberapa tahun terakhir sehingga memicu protes dari Beijing.

Pelayaran USS Benfold pada hari Selasa (19/7) bertepatan dengan kunjungan mantan menteri pertahanan AS Mark Esper, yang menyebut Taiwan “teman baik yang harus kita dukung dan pertahankan” dalam pertemuannya dengan Presiden Tsai Ing-wen.

Esper mengatakan telah tiba saatnya bagi Washington untuk menjauh dari sikap tidak jelas mengenai apakah akan melakukan intervensi militer atas nama Taiwan.

“Ambiguitas strategis” telah lama menjadi kebijakan Amerika Serikat menyangkut Taiwan. Kebijakan itu dirancang untuk menangkal invasi China dan untuk mencegah wilayah pulau itu untuk secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.