Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan negaranya terus mendorong persahabatan dan kemitraan dengan negara tetangga supaya aman dan sejahtera. Salah satunya yaitu dengan mendukung upaya ASEAN dalam membangun zona bebas senjata nuklir. Hal ini disampaikan Wang Yi di Sekretariat ASEAN, Jakarta pada Senin (11/7).

“Menegaskan kembali bahwa China siap menandatangani protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara, kapan saja,” jelas Wang Yi di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Wang Yi menyebut kerjasama China dengan ASEAN dalam bidang keamanan cukup membanggakan dan telah membuat kemajuan yang stabil. Termasuk perbedaan pandangan tentang Laut China Selatan dapat dibahas secara efektif. Selain itu, China juga melakukan kerja sama dengan negara-negara di ASEAN di berbagai bidang. Antara lain pertukaran militer, kontra-terorisme, keamanan siber dan pengurangan bencana.

“Situasi di laut tetap stabil secara keseluruhan, dan tidak ada masalah dengan kebebasan navigasi dan penerbangan,” tambah Wang Yi.

Ia menambahkan krisis keamanan internasional merupakan alarm bagi masyarakat dunia bahwa perdamaian tidak boleh dianggap remeh dan harus dijaga. Karena itu, menurutnya, upaya perluasan konflik tidak boleh dilakukan termasuk ke Asia.

Ia juga menyebut banyak negara di kawasan, termasuk negara-negara ASEAN di bawah tekanan untuk memihak kelompok-kelompok politik tertentu. Namun, ia mengingatkan agar negara di ASEAN saling menghormati kedaulatan dan kepentingan masing-masing.

Dari sisi ekonomi, China menyebut akan mempercepat impor barang pertanian dari ASEAN senilai US$ 150 miliar. Di samping itu, Wan Yi mengatakan akan mendorong lebih banyak perusahaan China untuk menjadikan ASEAN sebagai tujuan investasi.

Pengamat China dari Universitas Pelita Harapan Johanes Herlijanto mengatakan negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia dapat mencatat pernyataan-pernyataan yang disampaikan Wang Yi di Forum Asean itu. Menurutnya, catatan tersebut dapat digunakan untuk bahan diplomasi dengan China pada masa mendatang. Antara lain soal teritorial, kedaulatan, dan hubungan regional yang inklusif.

Johanes Herlijanto, pengamat isu China dari Universitas Pelita Harapan.

Johanes Herlijanto, pengamat isu China dari Universitas Pelita Harapan.

“Ketika China menekankan tentang multilateralisme, wilayah, dan kedaulatan. Kita bisa menggunakan itu ketika ada persoalan dengan China seperti Natuna,” tutur Herlijanto dalam diskusi daring yang digelar FPCI, Senin (11/7/2022).

Sementara soal senjata nuklir, Herlijanto menambahkan China tidak ingin persoalan nuklir dengan Australia dan Amerika Serikat terulang kembali di ASEAN. Persoalan ini sempat mengemuka ketika Amerika dan Inggris akan membantu Australia untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir pada tahun lalu. Karena itu, kata dia, China memiliki harapan agar ASEAN bebas dari senjata nuklir. [sm/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.