redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Change.org, website yang didedikasikan untuk menggalang dukungan massa melalui petisi, baru-baru ini dituduh mengambil keuntungan dari kematian orang-orang “kulit hitam”. Tuduhan tersebut berawal dari permintaan sumbangan pada sebuah petisi yang menuntut keadilan atas kematian George Floyd yang dibunuh oleh polisi.

Tudingan tersebut disampaikan oleh lebih dari 90 mantan karyawan Change.org melalui sebuah postingan di situs Medium. Mereka menuntut agar sumbangan yang masuk melalui petisi tersebut disalurkan langsung ke pihak yang berhak untuk menerimanya, yaitu keluarga George Floyd dan para aktivis demo.

Petisi yang dimaksud berjudul “Justice for George Floyd” yang saat ini sudah ditandatangani oleh lebih dari 17 juta orang.

Setelah petisi ditandatangani, muncul sebuah ajakan untuk mendukung petisi tersebut dalam bentuk donasi. Yang perlu diketahui, permintaan donasi itu tidak datang dari pembuat petisi, melainkan inisiatif dari Change.org.

Halaman donasi juga muncul untuk petisi-petisi lain, dan semua uang donasi yang terkumpul digunakan sepenuhnya oleh Change.org. Banyak orang yang mengira bahwa permintaan-permintaan donasi itu adalah inisiatif dari si pembuat petisi, tapi terkadang pembuat petisi justru tidak tahu-menahu perihal sumbangan yang masuk karena dirinya tidak pernah meminta donasi.

Sebagian pembuat petisi yang mengetahui kampanyenya digunakan untuk meminta donasi langsung memperbarui halaman petisinya, dan memberitahu para calon penandatangan untuk tidak menyumbang.

Petisi Yang Diperbarui Untuk Cegah Donasi

Taktik Change.org yang “menunggangi” petisi untuk meminta sumbangan itulah yang kemudian menjadi permasalahan, dan taktik serupa juga diterapkan pada petisi George Floyd.

Tidak ada informasi mengenai berapa jumlah donasi yang sudah terkumpul, tapi di berbagai penjuru kota New York dan Minneapolis tersebar lebih dari 100 papan iklan yang masing-masing menampilkan wajah George Floyd beserta link yang mengarah ke halaman petisi di Change.org.

Rupanya apa yang dilakukan Change.org tersebut dianggap sebagai upaya terselubung untuk mengiklankan situs itu sendiri. Sekedar informasi, Change.org adalah organisasi berorientasi profit, bukan organisasi non-profit seperti yang diasumsikan oleh banyak orang. Model bisnisnya sendiri pernah diulas di situs Forbes di tahun 2012.

Ada tiga tuntutan yang disampaikan kepada Change.org. Pertama, mengumumkan jumlah donasi yang diperoleh dari petisi dan menyalurkannya ke keluarga George Floyd serta para aktivis yang berjuang melawan rasisme saat ini.

Kedua, membuat kebijakan untuk menolak segala kampanye anti-Black violence (kekerasan terhadap orang-orang kulit hitam).

Ketiga, menyediakan opsi bagi seluruh pembuat petisi untuk menonaktifkan sumbangan. Selama ini Change.org menarik sumbangan melalui petisi-petisi populer, tapi hasil sumbangan tersebut sepenuhnya di tangan Change.org. Praktik yang seperti ini dianggap tidak etis.

Petisi George Floyd

Setelah munculnya postingan di Medium yang memuat ketiga tuntutan tersebut, Change.org mengemukakan bahwa pembuat petisi sebenarnya bisa menonaktifkan sumbangan, tapi harus menghubungi mereka terlebih dulu.

Selain itu, perwakilan Change.org juga mengatakan bahwa mereka sudah memberitahu pembuat petisi George Floyd mengenai bagaimana uang donasi tersebut digunakan.

Untuk saat ini, halaman donasi untuk petisi tersebut, dan untuk sejumlah petisi lain yang sangat populer, ditiadakan untuk sementara waktu oleh Change.org.

Kasus lain yang terkait dengan taktik sumbangan yang diterapkan Change.org adalah kasus yang menimpa petisi “Save Sunrise Beach Glossy Black Cockatoos and Wallum”. Setelah melalui dialog, akhirnya Change.org bersedia menghapus permintaan sumbangan pada petisi tersebut, tapi menolak untuk merinci pemakaian uang donasi yang saat itu sudah terkumpul sebanyak 400 dolar. [az/tn]

EDITOR: MUCHAMMAD ZAKARIA