redaksiharian.com – Seorang wartawan yang pernah menumpang kapal selam wisata Titanic yang kini hilang mengatakan, para penumpang tidak mungkin bisa menyelamatkan diri tanpa bantuan dari luar.

Kapal selam itu hilang di Samudra Atlantik pada Minggu (18/6/2023), sehingga operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran digelar.

Koresponden CBS, David Pogue, membagikan pengalamannya ketika ikut menumpang kapal selam tersebut untuk mengeksplorasi bangkai Titanic, tahun lalu.

Dia mengatakan, akan sulit bagi penyelamat untuk menemukan kapal selam tersebut tepat waktu.

Kepada BBC, Pogue menjelaskan bahwa penumpang berada di dalam kapsul utama yang disegel dengan baut-baut yang dipasang dari luar sehingga harus dilepaskan oleh kru di luar kapal selam.

Kapal selam itu, katanya, yang diyakini merupakan kapal selam Titan milik OceanGate, memiliki tujuh fungsi untuk bisa kembali mengapung ke permukaan, namun “sangat memprihatinkan” bahwa belum satupun dari tujuh fungsi itu yang berhasil sejauh ini.

Bagaimanapun, Pogue mengatakan kemampuan kapal selam itu untuk naik ke permukaan tidak akan relevan apabila kapal selam itu terjebak atau bocor di dalam laut.

“Tidak ada penyokong, tidak ada kapsul penyelamatan,” katanya.

“Kapal selam ini harus kembali ke permukaan atau mati”.

Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam yang hilang ini, yang biasanya memiliki cadangan oksigen selama empat hari untuk lima awak, menurut Badan Keamanan Laut AS.

Instansi pemerintah, Angkatan Laut AS dan Kanada, serta perusahaan-perusahaan laut komersial telah membantu operasi pencarian.

Bangkai kapal Titanic berlokasi sekitar 700 kilometer selatan St John’s Newfoundland. Namun, misi penyelamatannya dijalankan dari Boston, Massachusetts.

Di antara mereka yang berada di kapal selam itu adalah pengusaha miliarder asal Inggris, Hamish Harding, menurut keterangan keluarganya.

Hal yang mempersulit misi penyelamatan adalah kenyataan bahwa GPS tidak berfungsi di bawah air, begitu pula radio, sehingga saat ini “tidak ada cara” untuk berkomunikasi dengan kapal selam itu.

“Ketika kapal pendukungnya berada tepat di atas kapal selam, mereka bisa saling berkirim SMS. Tampak jelas bahwa mereka tidak lagi mendapat balasan,” kata Pogue, menambahkan bahwa kapal selam itu menghilang selama tiga jam saat ekspedisi yang dia ikuti tahun lalu.

Dia mulanya ragu-ragu untuk naik kapal selam itu karena beberapa komponennya tampak “tidak didesain khusus, semacam improvisasi dari komponen yang ada”.

“Anda mengarahkan kapal selam ini dengan pengontrol game Xbox, dan pemberatnya adalah bekas pipa konstruksi.”

Pogue mengatakan bahwa dia kemudian diyakinkan oleh penemu Titan sekaligus CEO OceanGate, Stockton Rush, bahwa kapsul utamanya yang terbuat dari serat karbon telah dirancang bersama dengan NASA serta Universitas Washington dan “kokoh”.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin, OceanGate mengatakan “fokus utamanya (adalah) pada awak kapal selam dan keluarga mereka”.

OceanGate menambahkan bahwa mereka “sangat berterima kasih” atas “bantuan ekstensif” yang telah diberikan lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang terlibat pada operasi laut dalam ini.

Titanic, yang merupakan kapal terbesar pada masanya, menabrak gunung es dalam pelayaran perdananya dari Southampton ke New York pada tahun 1912. Dari 2.200 penumpang dan awak kapal, lebih dari 1.500 di antaranya meninggal.

Puing-puingnya telah dieksplorasi secara ekstensif sejak ditemukan pada 1985.