Kuasa hukum seorang pengungsi Afghanistan yang dituduh membantai tiga laki-laki Muslim di Albuquerque pada Jumat (26/8), atas nama kliennya mengaku tidak bersalah, sementara komunitas itu masih berupaya keras memahami motif di balik pembunuhan tersebut.
Muhammad Syed, yang berusia 51 tahun, tampil secara virtual di pengadilan pendahuluan, akan tetap ditahan tanpa uang jaminan menunggu pengadilan. Ia didakwa dengan tiga pasal pembunuhan dan merusak barang bukti. Polisi juga telah mengidentifikasinya sebagai tersangka pembunuhan laki-laki Muslim keempat.
Ketika ditangkap aparat keamanan awal bulan ini, Syed, yang telah tinggal di Amerika bersama keluarganya selama beberapa tahun ini, sebelumnya menyangkal terlibat dalam pembunuhan.
Pihak berwenang belum mengungkap motif pembunuhan tersebut, tetapi tim jaksa telah menggambarkan Syed sebagai sosok yang memiliki sejarah kekerasan. Kuasa hukumnya mengatakan beberapa tuduhan sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebelumnya tidak pernah terbukti dan membuatnya dijatuhi vonis.
PIhak berwenang mengatakan mereka telah menghubungkan selongsong peluru yang ditemukan di dua tempat kejadian perkara, dengan selongsong peluru yang ditemukan di kendaraan Syed dan di senjata yang ditemukan di rumahnya serta di kendaraannya.
Syed ditangkap 8 Agustus lalu, lebih dari 160 kilometer dari rumahnya di Albuquerque, setelah sejumlah petunjuk mengarahkan tim penyelidik ke keluarga Syed. Ia mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ia sedang dalam perjalanan ke Texas untuk menemukan rumah baru bagi keluarganya karena prihatin dengan terjadinya insiden pembunuhan ala penyergapan di kota itu.
Syed didakwa telah membunuh :
- Aftab Hussein, usia 41 tahun, yang dibunuh pada 26 Juli lalu setelah memarkir mobilnya di tempat biasa di dekat rumahnya.
- Muhammad Afzaal Hussain, seorang perencana kota berusia 27 tahun yang bekerja untuk kampanye seorang perempuan anggota Kongres New Mexico. Hussain ditembak mati pada 1 Agustus ketika sedang jalan-jalam sore.
- Naeem Hussain, ditembak pada 5 Agustus ketika sedang duduk di dalam kendaraannya di luar sebuah agen pemukiman pengungsi di sisi selatan kota itu, setelah upacara pemakaman dua korban penembakan sebelumnya. Tembakan ke arah mobil SUV Hussain mengenai kepala dan lengannya.
Syed adalah tersangka utama, tetapi belum didakwa, dalam pembunuhan November lalu. Korban yang diidentifikasi sebagai Muhammad Zahir Ahmadi, seorang imigran Afghanistan usia 62 tahun, yang ditembak mati di bagian kepala saat berada di belakang pasar miliknya.
Dalam sebuah wawancara, Muhammad Imtiaz Hussain, abang Muhammad Afzaal Hussain, mengatakan keluarganya sangat sedih dan frustrasi karena tidak tahu mengapa pemuda dari Pakistan itu menjadi sasaran, atau bagaimana ia mengenal Syed.
Keduanya berasal dari latar belakang Islam yang berbeda. Syed bicara dalam bahasa Pashto dan tidak bisa berbahasa Inggris. Sementara Muhammad Afzaal Hussain, yang merupakan putra seorang guru SD, belajar hukum dan manajemen SDM di Universitas Punjab sebelum datang ke Amerika tahun 2017. [em/pp]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.