redaksiharian.com – Rusia kembali buka suara soal pihak mana yang sebenarnya sedang dilawan Moskow dalam perang di Ukraina. Hal ini diungkap oleh Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev, dikutip Kamis (8/6/2023).

Dalam pernyataannya, Patrushev menegaskan kembali tidak ada perang antara rakyat Rusia dan Ukraina. Menurutnya, Rusia hanya ingin menumbangkan rezim pemerintah Ukraina yang disebutnya sebagai rezim ‘Neo-Nazi’ bentukan Inggris dan Amerika Serikat (AS).

“Rezim Nazi Kyiv, yang diciptakan oleh Washington dan London, harus diganti,” ujarnya dikutip Russia Today.

Patrushev menegaskan Ukraina harus dibuat menjadi negara netral. Ia pun mencatat bahwa krisis yang sedang berlangsung di negara itu tidak menguntungkan siapa pun kecuali Washington.

Patrushev mencatat bahwa AS tidak ingin Rusia menjadi kuat dan berusaha untuk memotong-motongnya. Untuk memuluskan rencana ini, Patrushev menyatakan bahwa Washington dan London telah menggunakan kemampuan NATO dan UE, neo-Nazi Ukraina dan LSM, dan pemerintah di Kyiv, yang mereka kendalikan.

Pejabat itu menambahkan bahwa rencana serupa diadakan oleh Barat untuk Belarus. Ini terutama setelah mereka gagal melakukan revolusi warna di negara itu pada tahun 2020 dan gagal memasang pemerintahan boneka mereka sendiri di Minsk melalui kudeta.

“Pejabat keamanan menyatakan bahwa AS telah membuat seluruh Eropa bertekuk lutut, hanya berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi ekonomi Amerika dengan melemahkan Uni Eropa (UE), yang dapat menjadi salah satu pusat dunia multipolar,” tegasnya.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan NATO, yang menjadi merupakan salah satu ancaman bagi negaranya.

Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.

Hingga saat ini, kedua negara terus melancarkan serangan satu sama lain. Terbaru, sebuah bendungan raksasa bernama Nova Kakhovka di wilayah Kherson jebol, membanjiri daerah tersebut.

Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan dan membanjiri kota-kota di hilir, termasuk Kherson. Di sisi lain, Moskow menuding Kyiv sebagai dalang dengan mengulangi kembali bahwa Ukraina telah menyerang bendungan di masa lalu.

Ledakan Nova Kakhovka telah menimbulkan kekhawatiran terkait adanya bencana nuklir. Pasalnya, bendungan itu merupakan sumber air pendingin bagi reaktor PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan salah satu yang terbesar di Eropa.