redaksiharian.com – Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio berbicara tentang kendaraan listrik (EV) di pasar otomotif di Indonesia yang menurutnya punya potensi besar.
Hal ini dilihat Agus bukan hanya dari kendaraan listrik yang dipakai perorangan di jalan raya. Namun menurut Agus bisa dilihat dari berbagai perusahaan ojek online yang saat ini sudah menggunakannya secara massif.
“Kalau di Indonesia kendaraan listrik yang sangat prospektif itu roda dua, kalau roda dua kan sudah di-trigger sama layanan ride-hailing seperti Gojek dan Grab,” katanya.
“Bahkan pada 2030 semua armadanya harus listrik . Jadi roda dua menurut saya harus segera di-push karena market terbesar di sana,” ujar Agus, 26 Januari 2022 kepada Pikiran-Rakyat.com di acara media gathering PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Agus sangat optimis untuk perkembangan kendaraan listrik pada pasar roda dua. Sementara di roda empat alias mobil, ia masih agak skeptis.
Hal ini menurutnya pengaruh dari harga kendaraan listrik yang menurutnya masih terbilang mahal. Kalaupun bisa laku, maka menurutnya masyarakat akan memilih yang harga murah.
“Kalau belum ada model seperti Wuling (Air EV) pasti berat. Wuling itu kan gak ada alternatif kan, sekarang dia yang paling murah (makanya laku). Tapi masalahnya kan itu cuma cocok untuk dua penumpang sementara masyarakat kita maunya lebih,” papar Agus yang merupakan akademisi dari ITB.
“Hambatan utamana karena harga baterai yang tinggi saat ini. Nah makanya terus terang yang paling mungkin mencapai target itu roda dua,” ucapnya.
Tapi untuknya, masyarakat Indonesia juga masih belum benar-benar memaknai esensi kendaraan listrik saat ini. Yakni demi menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan.
“mereka (yang beli mobil listrik ) karena peduli lingkungan masih jauh lebih sedikit daripada pengen gaya dan pengen punya status yang beda aja,” ujar Agus.
“Sebab banyak mobil plug in hybrid yang juga enggak pernah dicas. Jadi dicasnya pakai engine aja. Jadi betul mereka yang beli mobil listrik karena sadar lingkungan masih sedikit lah, harus diakui,” tutur Agus lagi.***