redaksiharian.com – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyebutkan 17 juta warga Indonesia yang potensialyang memiliki kemampuan ekonomi danfisik belum mendaftar untuk berhaji.
“Angka ini kami dapatkan berdasarkan riset independen yang kita lakukan dan sekitar 13 hingga 17 juta warga Indonesia yang mampu secara finansial dan fisik belum berangkat haji,” kata Anggota Badan Pelaksana BPKH, Harry Alexander di Padang, Selasa.
Ia mengatakan di luar jumlah 17 juta itu juga masih ada warga yang potensial untuk melaksanakan ibadah haji dan ini yang coba ditarget agar bisa mendaftar haji.
“Kalau itu 17 juta itu mendaftar haji semua maka keuangan haji jadi kuat, otomatis hasil investasi dana haji akan semakin besar didapatkan,” kata dia.
Ia mengatakan bisa jadi nanti BPKH akan melunasi sisa uang mendaftarkan haji karena ini semua dana jamaah yang dikelola dengan baik dan memberikan asas manfaat kembali ke jemaah.
Dirinya juga mengajak generasi milenial memiliki perencanaan keuangan haji dengan mendalami literasi keuangan karena waktu haji yang cukup panjang.
Secara umum waktu tunggu haji ini bervariasi tergantung populasi yang ada di daerah tersebut. Daerah yang memiliki masa tunggu haji paling lama ada di Bantaeng Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan yakni selama 45 hingga 48 tahun.
Sementara untuk Sumatera Barat sendiri masa tunggu haji di sini mencapai 30 tahun dan ini tentu menjadi perhatian bagi generasi muda yang ingin melakukan investasi haji sejak muda.
Dirinya berharap jamaah berangkat haji pada usia muda dapat menjadi salah satu prioritas mengingat waktu tunggu haji yang panjang.
Selain itujamaah usia lanjut memilikirisiko yang cukup tinggi dalam melaksanakan ibadah haji yang merupakan ibadah fisik.
Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan adalah mendukung Arab Saudi meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sana sehingga dapat menambah kuota haji Indonesia.*