RedaksiHarian –
“Kondisi saat ini jika dibanding kondisi bulan Mei lalu, intensitas karhutla di Palangka Raya meningkat karena hampir setiap hari ada kasus kebakaran. Maka masyarakat juga harus berperan dalam pencegahannya,” kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani di Palangka Raya, Selasa.
Diantaranya, kata dia, dengan dengan tidak membuka lahan dengan cara dibakar, kemudian berhati-hati saat membakar sampah di sekitar kawasan lahan. Selain itu juga dengan mengingatkan keluarga atau tetangga yang miliki lahan agar tak membuka lahan dengan cara dibakar.
“Kemarau tahun ini cukup panjang dan disertai cuaca panas, sehingga lahan gambut bisa sangat kering,” katanya.
Selama Januari hingga 26 Juni 2023,lanjutnya, di Palangka Raya telah terjadi 44 kasus karhutla. Luas lahan terbakar mencapai sekitar 30 hektare.
“Kami menduga kejadian karhutla yang terjadi ini, adanya unsur kesengajaan. Pada beberapa lokasi ditemukan botol bekas berbau bahan bakar minyak,” katanya.
Pada beberapa lokasi kebakaran lahan, kata dia, petugas di lapangan juga mulai kesulitan dalam melakukan pemadaman.
Selain karena kondisi gambut yang sangat kering di sekitar lokasi kebakaran juga cukup sulit ditemukan sumber air. Jika pun ada, saat disedot untuk pemadaman, air tersebut bercampur tanah.
“Untuk itu ke depan kami juga harus semakin siaga dengan menyiapkan tangki dan tandon air untuk pemadaman,” kata Emi.
Pihaknya juga gencar melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai cara mulai memanfaatkan media sosial, sosialisasi langsung, ataupun dengan menyebarkan selebaran imbauan.
Guna mendukung antisipasi dan penanganan karhutla, BPBD Kota Palangka Rayamenggandeng sejumlah pihak terkait melibatkan 300 personel dalam upaya antisipasi dan menangani karhutla.