RedaksiHarian – Ducati memang sedang menimbang-nimbang siapa calon pembalap mereka untuk musim depan.
Sejauh ini baru Francesco Bagnaia yang dipastikan kursinya berkat sumbangsih gelar juara dunia dalam dua musim terakhir di MotoGP.
Teka-teki lantas mengelilingi sisi garasi lainnya yang saat ini dihuni Enea Bastianini. Apakah Bestia akan bertahan atau diganti?
Ducati disebut sedang mempertimbangkan tiga nama. Selain Bastianini, dua calon lainnya adalah Jorge Martin dan … Marc Marquez!
Ya, walau belum genap tiga bulan tampil di MotoGP dengan motor Desmosedici GP, Juara Dunia delapan kali itu sudah menempatkan dirinya dalam bursa berkat penampilan yang menggigit.
Marquez segera mengungguli para pembalap motor lama Ducati seperti dirinya dan tidak cuma sekali menunjukkan potensi untuk memenangi balapan.
Pada balapan terakhir di seri MotoGP Spanyol, Marquez dan Bagnaia menunjukkan kecepatan yang tidak tertandingi oleh rider-rider lainnya hingga bersaing berdua untuk posisi pertama.
Meski demikian, mengesampingkan Martin dan Bastianini juga tidak bijak.
Martin memuncaki klasemen sementara berkat 1 kemenangan lomba dan 2 kemenangan sprint. Adapun Bastianini, dia menempati peringkat 3 berkat penampilan yang stabil.
Bisa dimaklumi apabila Gigi Dall’Igna selaku general manager Ducati Corse pernah mengatakan kakinya bergetar ketika memikirkan calon pembalap yang harus dipilihnya.
“Ini keputusan yang sangat sulit,” ucap Dall’Igna kepada MotoGP.com jelang bergulirnya seri MotoGP Prancis pada akhir pekan ini.
“Sejujurnya kami tidak hanya akan mempertimbangkan hasil balapan musim 2024 tetapi juga mempertimbangkan histori dari pembalap-pembalap kami. Saya pikir itu penting.”
“Namun, itu keputusan yang sangat sulit karena ketiga pembalap benar-benar seorang pemenang, jadi kita lihat nanti.”
Kalimat Dall’Igna bahwa pihaknya mempertimbangkan hasil masa lampau dari calon pembalap anyar mereka membuat publik segera mengira bahwa Marc Marquez adalah kandidat terkuat.
Soal urusan gelar juara maupun kemenangan lomba, Marquez jelas paling unggul dibandingkan Bastianini dan Martin.
Si Semut dari Cervera juga telah menunjukkan determinasi tinggi untuk meraih kemenangan di segala kondisi, termasuk jika itu membahayakan dirinya sendiri.
Meski begitu, mendatangkan Marquez juga membawa risiko berupa persaingan internal yang panas. Bagaimanapun, musuh pertama di balapan adalah rekan setim.
Memiliki dua pembalap yang sama-sama kompetitif tak pernah mudah, apalagi jika keduanya sama-sama punya karakter tak mau kalah.
Dan lagi-lagi, Bagnaia yang mendapat kecurigaan yang sama bahwa dia menghindari tandem yang bisa mengancam statusnya sebagai pembalap nomor satu Ducati.
“Saya melihat video di Twitter bahwa seorang jurnalis Spanyol bilang dirinya mendengar saya tidak menginginkan Marc.”
“Itu omong kosong,” ucap Bagnaia tegas dalam konferensi pers pra-event MotoGP Prancis, Kamis (9/5/2024) yang juga dihadiri Marquez, dinukil dari GPOne.com.
Bagnaia menegaskan dirinya tidak peduli dengan siapa yang akan menjadi rekan setimnya.
“Sekarang saya bekerja dengan baik bersama Bastianini. Jika dia pergi, saya harus memulai lagi dengan siapa pun yang bergabung, tetapi ambisi saya hanya terus berkembang,” katanya.
Sementara itu, Marquez tidak menampik bahwa dia kembali menemukan semangat untuk memburu gelar juara lagi.
Artinya, dia mengharapkan dukungan terbaik dan bukannya kelas dua seperti motor lama yang didapatkannya di tim satelit seperti saat ini.
“Hal terpenting adalah motor seperti apa yang akan saya miliki,” kata Marquez.
“Tujuan utamanya adalah menang, tetapi itu bukan satu-satunya pertimbangan. Kita harus mempertimbangkan semuanya ketika mengambil pilihan.”
“Meski begitu, kemenangan tentunya punya bobot paling besar.”
Keputusan mengenai calon pembalap Ducati rencananya akan diambil ketika seri balap MotoGP Italia pada 31 Mei-2 Juni mendatang.
Dall’Igna merasa pemilihan waktunya sudah tepat. Dengan demikian, pembalap yang tidak terpilih punya waktu untuk mencari tujuan terbaik lainnya.
“Saya pikir kami harus bersikap adil dengan semua pembalap kami jadi harus memberi mereka kesempatan untuk menemukan motor terbaik (musim depan) apabila itu bukan Ducati.”
“Saya pikir rentang waktu ini cukup beralasan,” katanya.