RedaksiHarian – Barangkali sampai dua tahun yang lalu tidak ada yang bakal menyangka bahwa seorang juara dunia delapan kali seperti Marc Marquez mau bergabung dengan tim satelit Ducati yaitu Gresini.
Akan tetapi, hasrat menjadi juara yang tak kunjung terpuaskan dan usia yang telah memasuki kepala tiga membuat Marquez mau merendahkan diri.
Bagi Ducati, memiliki sosok pembalap yang masih sering dianggap punya talenta terbaik di MotoGP saat ini dan di tim satelit tentu memberi kepuasan tersendiri.
“Marc Marquez adalah salah satu pembalap paling penting dalam sejarah balap motor,” kata General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna, dikutip dari GPOne.
“Masih menjadi sebuah kehormatan bahwa dia ingin berlomba dengan motor kami, bahkan sampai membuat pengorbanan.”
“Hal itu adalah sesuatu yang membuat saya bangga dan sangat senang,” tambah pria yang berhasil menyulap Desmosedici GP menjadi motor paling dominan di MotoGP.
Meski demikian, memiliki Marc Marquez di dalam tim juga menghadirkan tantangan bagi Ducati.
Dampak besar yang dibawa Si Alien karena latar belakang dan tekad yang kuat diprediksi bakal menambah panas persaingan di antara pembalap motor Ducati yang jumlahnya delapan.
Selain karena keberhasilannya merangkai gelar dan rekor di MotoGP, Marquez juga dikenal karena gaya balapnya yang tidak kenal kompromi dan agresif.
Tak hanya siap meladeni perang mental, Marquez juga tidak segan untuk terlibat kontak dengan rival di lintasan demi merebut posisi yang diinginkan.
Siapa yang tidak ingat bagaimana Marquez mendorong Jorge Lorenzo ke luar di tikungan terakhir saat balapan MotoGP Spanyol pada 2013, musim debutnya di kelas para raja.
Momen kontroversial lain terjadi saat Marquez mendapatkan dua penalti karena menyenggol pembalap lainnya saat balapan MotoGP Argentina pada 2018.
Gelap mata karena penalti ride through membuat posisinya melorot ke urutan belakang, Marquez tampil kesetanan walau kondisi trek yang basah seharusnya membuatnya lebih berhati-hati.
Selain turun satu posisi di tengah lomba karena insiden dengan Aleix Esparagaro, Marquez finis dengan penalti 30 detik karena menyenggol Valentino Rossi hingga terjatuh.
Bahkan dalam balapan terakhirnya sebelum pindah ke Ducati, dia dikelilingi kontroversi karena insidennya dengan Marco Bezzecchi, pembalap tim satelit Ducati, di MotoGP Valencia.
Bagian ini yang mendapat sorotan dari Claudio Domenicali sebagai orang nomor satu di pabrikan asal Borgo Panigale tersebut.
“Tentunya dia akan menjadi masalah bagi semuanya, bahkan Ducati,” ucap Domenicali seperti diberitakan Corse di Moto.
“Dengan hadirnya satu pembalap lagi untuk dikalahkan, akan ada lebih banyak kekacauan di sana.”
“Apa yang kami harapkan adalah balapan yang kompetitif tanpa insiden apapun. Saya tidak menyukai benturan antarpembalap karena itu berbahaya.”
“Dari waktu ke waktu, Marc sedikit seperti itu,” tambahnya.
Tentunya, bukan hanya sisi negatif saja yang didapat Ducati karena kedatangan Marquez.
Memiliki Marquez di dalam tim mengurangi daftar rival Ducati di MotoGP.
Pada masa jayanya, Marquez lah yang menjadi alasan Ducati hanya menjadi runner-up tiga musim secara beruntun melalui Andrea Dovizioso pada 2017, 2018, dan 2019.
Domenicali juga percaya bahwa Marquez akan mendorong level performa para pembalap Ducati lainnya yang jelas tak akan rela dikalahkan begitu saja.
“Saya pikir Pecco (Francesco Bagnaia), Jorge (Martin), dan Marco (Bezzecchi) akan meningkat dengan melihat bagaimana Marc mengendarai motornya,” tukas Domenicali.
“Dia akan tampil sangat kuat dan menjadi kandidat juara, tentunya.”