RedaksiHarian – Pernyataan Rivola mengungkapkan ambisi yang jelas yakni menjadikan Aprilia pabrikan terbaik kedua, menantang dominasi Ducati yang tampaknya tak terpatahkan di grid.
Musim sebelumnya menyisakan Aprilia dengan hasil yang belum sepenuhnya sesuai ekspektasi.
Meskipun Aleix Espargaro dan Maverick Vinales mengamankan tempat ke-6 dan ke-7 pada Kejuaraan Dunia, dan Aprilia menempati posisi ketiga dalam klasemen pabrikan.
Rivola menyadari perlunya perbaikan.
“Hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah bereaksi berlebihan ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik,” kata Rivola dilansir dari MotoSan.
“Jika Anda melihat paruh pertama musim ini, kami tidak setara baik dalam hal performa maupun hasil.”
“Kami tetap tenang, kami terus berusaha dan kemudian kami merayakan dua kemenangan,” ujar Rivola yang menyoroti pentingnya tetap tenang dalam menghadapi kemunduran.
Musim 2023 bukannya tanpa tantangan, terbukti dengan digelarnya Grand Prix Malaysia.
Namun, Rivola menyoroti peningkatan keseluruhan motor dan kemampuan tim untuk menjaga tekanan dan merayakan kemenangan.
“Motornya membaik secara umum. Ini soal detail dan kami harus bekerja lebih tekun pada detail tersebut,” kata Rivola menyoroti pentingnya perhatian terhadap detail untuk mencapai kesuksesan pada kompetisi MotoGP.
Masuknya Marc Marquez ke dalam persaingan Ducari menambah tingkat kerumitan tambahan.
“Hanya tim Ducati yang secara rutin mengalahkan kami dan mereka memiliki keuntungan besar dengan delapan motor di grid, delapan motor fantastis,” ujar Rivola.
“Tahun depan akan lebih buruk lagi karena motor peraih gelar juara dunia dikendarai oleh Marc Marquez.”
Pernyataan tersebut mencerminkan realitas kompetitif yang akan dihadapi Aprilia pada kejuaraan selanjutnya.
Rivola menekankan pentingnya kerja tim dan kebutuhan untuk merefleksikan kinerja masa lalu untuk memahami area yang perlu ditingkatkan.
“Jika pembalap memiliki lingkungan yang tepat, dia bisa membuat perbedaan. Bagian ekstra untuk menutup celah terakhir bisa datang dari pembalap,” aku Rivola.
“Saya yakin akan hal itu,” ujar Rivola.
Perspektif ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara tim dan pebalap untuk mencapai kesuksesan dalam olahraga yang menuntut seperti MotoGP.
Musim 2022 menunjukkan peningkatan pesat bagi Aprilia, namun Rivola menyebut ekspektasi berlebihan sebagai faktor yang mempengaruhi mood tim pada paruh pertama tahun 2023.
Namun, Rivola menegaskan bahwa mereka tidak berencana menurunkan ekspektasi musim ini.
“Anda tidak pernah berencana menurunkan ekspektasi Anda. Tujuannya adalah menjadi pabrikan terbaik kedua.”
Kunci untuk mencapai tujuan ini adalah RS-GP24 yang bertenaga. Rivola optimis dengan perbaikan yang bisa mereka lakukan, namun juga tetap mencermati pabrikan lain seperti KTM dan Ducati.
Pengenalan konsesi untuk beberapa tim menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dalam kompetisi.
“Mereka akan mendapatkan konsesi dan kami akan mengizinkannya, tetapi saya terlihat seperti idiot karena mengapa kami melakukan itu? Namun masalah terbesarnya adalah kami memiliki delapan Ducati super cepat di grid,” tutur Rivola.