redaksiharian.com – Boris Johnson membuat pengumuman mengejutkan pada Minggu (23/10/2022) malam bahwa dia batal mengikuti kontestasi pemilihan pemimpn Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris .

Mantan Perdana Menteri Inggris itu mengatakan, dia sebenarnya mendapat dukungan dari beberapa anggota parlemen.

Namun, jumlah dukungan yang dia dapatkan tidak lebih banyak dibandingkan mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak .

“Ada peluang yang sangat bagus bahwa saya akan berhasil dalam pemilu dengan anggota Partai Konservatif dan bahwa saya memang bisa kembali ke Downing Street (Kantor Perdana Menteri Inggris),” kata Johnson dalam sebuah pernyataan.

Namun, lanjut Johnson, dia memikirkan berbagai pertimbangan lalu memutuskan bahwa pencalonannya dirasa kurang tepat.

“Anda tidak dapat memerintah secara efektif kecuali Anda memiliki partai yang bersatu di parlemen,” tutur Johnson.

Johnson sebenarnya tidak pernah secara resmi mengumumkan untuk kembali menjadi pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris.

Namun, dia sudah menghabiskan beberapa hari untuk mencoba membujuk beberapa anggota parlemen dari Partai Konservatif untuk mendukungnya.

Kemudian pada Minggu pagi, Johnson mengatakan bahwa dia mendapat dukungan dari 102 dari mereka.

Johsnon membutuhkan minimal dukungan 100 orang pada Senin untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

Jika lolos ke tahap berikutnya, Johnson akan berhadapan langsung dengan Sunak dalam pemungutan suara oleh 170.000 anggota Partai Konservatif.

Sedangkan Sunak sendiri sudah mengamankan 142 pendukung yang dia nyatakan pada Minggu, menurut Sky News.

Sunak akan langsung menjadi pemimpin Partai Konservatif pada Senin (24/10/2022) dan otomatis naik jadi Perdana Menteri Inggris jika saingannya yang lain, Penny Mordaunt, tidak mendapat minimal 100 dukungan.

Bila Mordaunt mendapat lebih dari 100 dukungan anggota parlemen dari Partai Konservatif, pemungutan suara akan digelar.

Pada Minggu, Mordaunt menyatakan memiliki 24 pendukung anggota parlemen Partai Konservatif.