redaksiharian.com – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat Benny K Harman menyampaikan pandangannya soal gaya kepemimpinan otoriter dan semiotoriter yang dilakukan seorang kepala negara atau kepala pemerintahan di suatu negara.
Menurut Benny, dalam negara otoriter atau semiotoriter politik sektarian masih tetap dipertahankan. Dia menyebut sektarianisme lazim digunakan untuk mengalihkan fokus masyarakat atas kegagalan pemerintah memberantas korupsi dan mengatasi segala macam permasalahan sosial.
“Di banyak negara otoriter atau semiotoriter, sering politik sektarian sengaja dipertahankan. Mengapa? Karena politik sektarian bisa digunakan utk mengalihkan fokus publik pada kegagalan pemerintah mengatasi masalah korupsi , himpitan kesulitan ekonomi masyarakat, dn masalah ketidakadilan serta ketimpangan sosial,” kata Benny di akun Twitter pribadinya, @BennyHarmanID sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Selasa, 6 Juni 2023.
Anggota Komisi lll DPR ini berpendapat bahwa pemerintahan di negara otoriter atau semiotoriter menggunakan isu sektarian dengan tujuan agar masyarakat di negara itu memaafkan kegagalan rezim yang tengah berkuasa.
Selain itu, isu politik sektarian juga digunakan untuk menjaga agar kekuasaan tidak jatuh di luar kelompok otoriter .
Dengan menggunakan politik sektarian, lanjut Benny, rakyat menjadi mudah disulut dan dimobilisasi melalui pertemuan-pertemuan untuk menentang kehadiran kelompok oposisi.
Mobilisasi massa itu berjalan beriringan dengan upaya memegang erat kekuasaan yang dimiliki pihak otoriter .
Dia menekankan, bahwa pandangannya terkait konsep pemerintahan otoriter atau semiotoriter terjadi di luar negara Indonesia. Dia lantas melontarkan pertanyaan kepada publik tentang bagaimana Indonesia menjalankan roda pemerintahannya.
“Dengan menggunakan isu sektarian, publik diharapkan dapat memaafkan kegagalan rezim yg berkuasa ketimbang kekuasaan jatuh di luar kelompok mereka. Dgn menggunakan isu sektarian, rakyat dgn gampang disulut dn dimobilisasi melaui rapat akbar utk berkata benci kpd kelompok oposisi sambil tetap memegang erat kekuasaan. Itu di negara2 otoriter atau semiotoriter. Di negara kita bagaimana? #RakyatMonitor#,” ucap Benny.
Cuitan Benny tersebut mendapatkan tanggapan dari warganet pengguna Twitter. Seorang netizen menilai bahwa cuitan Benny berisikan prasangka dengan mengatasnamakan rakyat.
“Indonesia akan maju jika pikiran2 org2 pintar tdk dilandasi dgn prasangka dgn selalu mengatas namakan rakyat dan membuat opini bahwa apa yg disuarakan itu kebenaran, salah satunya anda Om @BennyHarmanID,” kata warganet.
“Telor ayam dan daging ayam naik tinggi siapa yg perduli ma kesulitan UMKM dan rakyat kecil yg terpaksa beli telor ayam pecah/retak kulitnya asal bisa makan telor,” ujar netizen lainnya.***