redaksiharian.com – Meski regulasi soal konversi motor listrik sudah meluncur sejak 2020, namun sosialisasi soal aturan mainnya ternyata belum meluas hingga ke pelaku bengkel custom di daerah-daerah.
Padahal tak sedikit bengkel custom yang sudah bisa melakukan konversi, bahkan sampai ada yang benar-benar merancang bangun motor listrik sendiri dengan beragam model.
Hal ini bisa dilihat dari hadirnya beberapa motor custom listrik dan konversi pada ajang Kustomfest yang berlangsung pada 1-2 Oktober 2022 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta.
Luluh Wahyudi, Director Kustomfest mengatakan, belum mengetahui soal aturan konversi motor listrik yang sudah dirilis pemerintah , termasuk soal peta jalan dari elektrifikasi di Indonesia.
Padahal, bila aturannya bisa lebih disuarakan oleh pemerintah, akan memberikan dampak positif bagi para bengkel custom karena bisa turut serta menggerakkan ekonomi kreatif.
“Harapan kami pemerintah membuka secara gamblang ke para pelaku atau orang yang tertarik melakukan konversi. Syarat-syaratnya yang jelas seperti apa di-publish secara masif, lalu untuk dapat sertifikasi itu apa saja syaratnya,” ucap Lulut di sela-sela gelaran Kustomfest, Sabtu (1/10/2022).
Dengan sosialisasi yang masif, menurut Lulut para bengkel dan pelaku custom, khususnya yang berada di daerah juga bisa ikut berpartisipasi.
Jangan sampai nantinya saat konversi, baik motor atau mobil listrik sudah mulai ramai, hanya dinikmati segelintir orang saja dan menjadi monopoli.
Hadirnya kelas custom motor listrik pada gelaran tahun ini, serta hadiah lucky draw berupa Chopper EV, diklaim Lulut menjadi bukti masyarakat custom bisa adaptif dengan tren global di industri otomotif.
“Dengan mengusai teknologi ini harapannya kalau nanti benar-benar migrasi, pelaku custom juga sudah siap. Kalau yang melakukan konversi teman-teman pelaku custom, bisa terbayang bila mereka juga bisa mendapat benefit dari program ini,” ujar Lulut.
Sekadar informasi, sampai saat ini baru ada 10 bengkel yang mendapatkan sertifikat konversi motor listrik dan tersebar di Jakarta, Bogor, Banten, Surabaya, dan Bali. Bila diperhatikan, rata-rata berbentuk Perseroan Terbatas alias PT, bukan bengkel dalam skala yang kecil.