redaksiharian.com – Rabies merupakan penyakit berbahaya yang diakibatkan infeksi virus. Penyakit ini bisa menyerang hewan maupun manusia, dan menyebabkan kerusakan otak serta sistem saraf.Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies di Indonesia hingga April 2023. Selain itu, 23.211 kasus gigitan sudah mendapat vaksin antirabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.Saat ini, dua kabupaten di Indonesia menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies , yakni Kabupaten Sikka NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Maraknya kasus rabies memunculkan beragam spekulasi di masyarakat. Salah satunya mengenai anjing terinfeksi rabies yang mati setelah menggigit manusia. Benarkah demikian?

Selain itu, rabies lebih mungkin ditularkan ke inangnya yang lain. Rabies yang menyerang fungsi otak akan menyebabkan anjing menjadi lebih agresif sehingga menyerang dan menggigit manusia. Namun dapat dipastikan, anjing tidak mati karena menggigit manusia.

Anjing yang terinfeksi rabies mati karena infeksi di tubuhnya, bukan karena menggigit manusia. Pasalnya, mengigit adalah salah satu gejala yang muncul pada anjing yang terinfeksi.

Virus rabies akan membuat anjing yang terinfeksi mati dalam waktu sekitar 10 hari setelah virusnya menyebar ke otak.

Seekor anjing bisa terkena rabies jika digigit atau dicakar oleh pembawa rabies , seperti rubah, sigung, kelelawar, anjing hutan, dan rakun.Virus rabies juga bisa ditularkan pada anjing dari anjing lainnya yang belum divaksin. Jika seekor anjing mati karena rabies , kemungkinan besar karena anjing tersebut belum divaksinasi atau tidak dengan cepat mendapatkan perawatan.Jika anjing yang telah divaksinasi lalu terkena gigitan anjing rabies , maka anjing itu harus segera mendapatkan pertolongan melalui suntikan penguat untuk mencegah timbulnya gejala.

Ada beberapa gejala umum dari anjing yang terkena rabies . Di antaranya, anjing akan menjadi lebih galak dan buas terhadap manusia maupun hewan lainnya, bahkan pada orang yang sudah dikenalnya.Peningkatan agresifitas pada anjing menjadi pertanda bahwa virus rabies telah menyerang otak, sehingga anjing sulit untuk mengendalikan perilakunya.Lalu, gejala lain yang sering muncul pada anjing rabies adalah keluarnya air liur yang berlebih padahal anjing itu sedang tidak lapar. Kemudian, anjing merasa cemas, kurang energi, kehilangan nafsu makan, disorientasi, kelumpuhan, kejang, dan kematian mendadak.Tahap eksitasi adalah fase yang dialami anjing yang terkena rabies . Pada fase ini anjing menjadi hiperaktif dan gejala ini sering disebut sebagai rabies ganas. Saat anjing berada dalam fase rabies yang ganas, anjing menjadi lebih agresif dan bersemangat.

Ada juga jenis rabies bisu. Pada rabies bisu, anjing mengalami kelumpuhan progresif pada tungkai, perubahan wajah, atau kesulitan menelan. Anjing itu akhirnya menjadi koma dan mati.

Seseorang yang digigit anjing rabies harus segera membasuh luka bekas gigitan dengan sabun dan air selama lima menit hingga sepuluh menit untuk menghilangkan virus yang tertinggal pada tubuh yang terkena gigitan.

Kemudian, orang yang digigit anjing rabies harus cepat pergi ke dokter untuk menjalani tes diagnostik dan mendapatkan perawatan untuk mencegah timbulnya infeksi.Pertolongan pertama sangat penting, sebab jika tidak cepat ditangani dan seseorang itu mengalami gejala maka tingkat keberhasilan pengobatan menurun drastis. Seseorang yang digigit anjing rabies akan disuntik untuk mencegah infeksi menjalar ke seluruh tubuh.

Selanjutnya, pertolongan pertama yang tak kalah penting adalah memberikan tekanan pada daerah luka yang terkena gigitan anjing rabies . Terutama jika ada pendarahan di titik yang terkena gigitan agar pendarahan bisa segera berhenti.Lalu, bersihkan luka bekas gigitan menggunakan antisepti. Setelahnya, balut luka dengan kasa steril. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari risiko terjadinya infeksi.****