redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Menggunakan penutup muka saat unjuk rasa tidak menjadi jaminan seratus persen untuk melindungi identitas. Ini terbukti dari kasus yang menimpa seorang pendemo di Philadelphia.
Dalam sebuah unjuk rasa di Philadelphia terkait George Floyd yang berujung rusuh, seorang wanita bermasker tertangkap kamera sedang melempar benda terbakar ke dalam mobil polisi melalui jendelanya yang sudah pecah.
Bermula dari hasil tangkapan kamera helikopter milik stasiun berita lokal yang disiarkan secara langsung, FBI melakukan investigasi untuk menyingkap identitas sosok di balik masker tersebut.
Beberapa hari setelah investigasi berlangsung, Departemen Keamanan Dalam Negeri mengirim sebuah video yang berasal dari Vimeo kepada FBI. Isi video tersebut menayangkan pelaku pembakaran yang sedang melakukan aksinya.
Aksi pendemo yang membakar mobil polisi
Penyelidikan selanjutnya dilakukan dengan menelusuri Instagram hingga akhirnya FBI berhasil menemukan foto-foto yang mengabadikan kejadian tersebut.
Seorang pemilik akun di Instagram bersedia memberikan foto-foto lainnya kepada FBI, dan dari foto-foto itulah FBI menemukan tato tanda perdamaian yang terukir di lengan pelaku pembakaran.
FBI lantas mendapatkan kiriman 500 foto dari seorang fotografer amatir yang meliput aksi protes saat itu. Meskipun FBI masih belum bisa mengidentifikasi identitas pelaku melalui foto-foto tersebut, kaos yang dikenakan pelaku menjadi petunjuk baru bagi FBI.
Cara FBI Melacak Identitas Pelaku Berdasarkan Kaos
Bagian depan kaos memajang sebuah slogan bertuliskan “Keep the Immigrants, Deport the Racists” yang setelah ditelusuri ternyata dijual di Etsy. FBI kemudian membaca komentar-komentar yang ditinggalkan oleh pembeli kaos di situs tersebut.
Salah satu komentar berasal dari seorang pengguna yang berlokasi di Philadelphia. Nama pengguna yang ditampilkan adalah Xx Mv, tetapi nama pengguna yang tercantum di URL profilnya adalah alleycatlore.
Melalui Google, dengan menggunakan “alleycatlore” sebagai kata kunci pencarian, FBI menemukan pengguna bernama Lore-Elisabeth di situs Poshmark yang merupakan situs jual beli pakaian dan aksesoris pakaian.
Kata kunci pencarian yang digunakan selanjutnya adalah “lore-elizabeth philadelphia” yang membawa FBI ke sebuah halaman web di LinkedIn. Halaman web tersebut menampilkan profil seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan yang menyediakan layanan pijat terapi.
Situs milik perusahaan tersebut menampilkan beberapa video yang diunggah ke Vimeo. Salah satunya menunjukkan tato tanda perdamaian di lengan seorang wanita pemijat yang mirip seperti tato yang tertera di lengan pelaku pembakaran.
Di dalam website juga terpampang nomor telepon Lore Elisabeth yang digunakan FBI untuk menemukan kartu DMV milik wanita tersebut. Kartu DMV ini setara dengan kartu SIM (Surat Ijin Mengemudi) di Indonesia. Didalamnya tertera alamat lengkap dan tanggal lahir Lore Elisabeth Blumenthal.
FBI lalu meminta catatan transaksi dari Etsy dengan menggunakan subpoena (surat perintah dari pengadilan). Dari situ diketemukan bahwa warna kaos yang dibeli sama seperti warna kaos pelaku, dan alamat pembelinya menunjukkan alamat Lore Elisabeth.
Dari hasil penelusuran dokumen di Departemen Perhubungan Pennsylvania, sebuah mobil terdaftar atas nama Lore Elisabeth Blumenthal dengan alamat yang sama persis, dan informasi ini berhasil diverifikasi setelah FBI melakukan operasi pengintaian di alamat tersebut.
Semua bukti yang ditemukan FBI sudah cukup untuk menyeret Lore Elisabeth Blumenthal ke pengadilan. Menurut press release yang dikeluarkan Departemen Kehakiman dan Kejaksaan AS, wanita aktivis berusia 33 tahun tersebut terancam hukuman penjara maksimal 80 tahun dan denda hingga 500 ribu dolar.
EDITOR: MUCHAMMAD ZAKARIA