Jakarta: Saat kamu terbang dari ketinggian ada rasa ‘menggelitik’ yang terpacu di seluruh tubuh kamu. Tiba-tiba sensasi itu memuncak seperti akan meledak dari dalam tubuh kamu. Ya, itu adalah adrenalin. Kalau melihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, adrenalin berarti hormon yang dihasilkan dari ekstrak kelenjar suprarenal atau kelenjar adrenal. 
 
Menurut Marla W. Deibler, PsyD, MSCP, pendiri serta eksekutif direktur dari The Center for Emotional Health of Greater Philadelphia di Cherry Hill and Princeton, New Jersey, Amerika mengatakan, bahwa peningkatan adrenalin merupakan aktivasi intens dari sistem saraf yang disebabkan oleh pelepasan hormon adrenalin dengan kelenjar adrenal.

Menurut Dr Deibler adrenalin meningkat terpicu dari ancaman nyata. “Namun bukan berarti kamu berada dalam situasi yang menyeramkan,” ucap Dr. Deibler. 

 

Situasi lainnya yang bisa membuat stres atau menakutkan, mengejutkan, menarik bisa mengaktifkan adrenalin. Misalnya, dalam kasus lainnya kamu akan mempresentasikan laporan dalam meeting di forum terbuka, atau saat kamu akan menyeberang tiba-tiba ada mobil super kencang melintas. 

 

Bisa juga saat kamu ikut lomba bernyanyi pertama kali di televisi. “Hal-hal tersebut bukan ancaman nyata yang bisa membuat kamu bahaya, melainkan situasi yang mengintimidasimu,” jawab Dr Deibler.



(Saat adrenalin memuncak dan memasuki aliran darah, hormon adrenalin akan menimbulkan efek seperti misalnya jantung berdetak lebih cepat dan produksi keringat meningkat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

 

Tanda bekerjanya saraf simpatik

 
Ketika tubuh kita menghadapi suatu stresor, otak kita menilai situasi, jika otak kita menafsirkan stresor sebagai ancaman, sistem saraf simpatik mengaktifkan adrenalin. 

“Contohnya jika kita sedang berjalan tenang di sekitar rumah, tiba-tiba ada anjing galak yang dengan kencang menggonggong kita, hipotalamus kita-sebuah area dasar atau pangkal di otak kita menyalakan alarm di tubuh kita. Seketika itu, mendorong kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal, untuk melepaskan hormon seperti adrenalin (dikenal dengan epinephrine),  noradrenaline (juga dikenal dengan norepinephrine), dan kortisol,” jelas Dr Deibler. 

 

Hormon-hormon tersebut menyebabkan efek di seluruh tubuh kita, termasuk otak kita. Ini disebut juga dengan respons fight-or-flight. “Pada dasarnya ini mempersiapkan tubuh dan pikiran kita untuk melawan atau melarikan diri dari suatu bahaya,” kata Dr Deibler. 

Nah, sekarang kamu tahu saat itu terjadi beberapa hal bisa terjadi di tubuh kamu, seperti ketika memasuki aliran darah, hormon adrenalin akan menimbulkan efek pada berbagai organ tubuh misalnya jantung berdetak lebih cepat dan bekerja lebih keras, sehingga kewaspadaan meningkat. Pembuluh darah melebar, sehingga aliran darah menuju otot dan otak meningkat. Produksi keringat meningkat. 
(TIN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.