redaksiharian.com – Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masuk rekomendasi analis pasar modal seiring dengan hasil laporan kinerja keuangan GOTO di 6 bulan tahun ini atau semester I-2022 yang berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas. Berdasarkan riset PT BRI Danareksa Sekuritas, GOTO dinilai mampu mencatatkan penurunan biaya promosi dan pemasaran yang cukup menggembirakan.

Hal ini membuat GOTO optimistis dalam menetapkan target titik impas atau break even untuk kontribusi margin secara grup di kuartal I-2024 (Q1), target yang sudah diprediksi oleh BRI Danareksa.

“Upaya GOTO mempertahankan tingkat penggunaan pelanggan (retensi) serta meningkatkan monetisasi akan terus didorong oleh beberapa strategi yakni hyperlocal dan integrasi platform,” ungkap analis BRI Danareksa Niko Margaronis dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9/2022).

Menurut Niko, langkah GOTO tersebut akan terus memberikan dampak yang besar terhadap ekonomi Indonesia.

“Dan kami menilai baik fleksibilitasnya karena mereka dapat memenuhi target profitabilitas. Karena itu, kami memiliki rekomendasi beli pada saham perusahaan,” sambungnya.

Sebagai informasi, hyperlocal adalah strategi GOTO dalam mendekatkan konsumen dengan para penjual, dan begitu pula sebaliknya. Sederhananya, merchant bisa memperluas penjualan tanpa perlu ekspansi cabang ke kota lain. Konsumen pun bisa mendapatkan barang yang diinginkan secara cepat dengan biaya pengiriman yang jauh lebih murah.

GOTO mampu mewujudkan strategi ini karena banyaknya gudang pintar ‘Dilayani Tokopedia’ dan armada Gojek yang memungkinkan pengantaran dapat terjadi dengan cepat. Dengan begitu, merchant bisa menjual lebih banyak dan konsumen bisa membeli barang lebih murah.

Sementara, GOTO bisa menikmati benefit dalam bentuk kenaikan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV), peningkatan order Gojek (on-demand) dan loyalitas pelanggan.

Dengan pertimbangan ini, BRI Danareksa menyematkan rekomendasi beli dengan target harga (target price/TP) Rp 410/saham, atau sama dengan target harga dalam riset sebelumnya.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (8/9) siang ini, saham GOTO naik 2,13% di Rp 288/saham dengan nilai transaksi Rp 239 miliar dan kapitalisasi pasar Rp 341 triliun mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI).

GOTO Lebih Efisien

Menurut riset Niko, dua hal yang menjadi perhatian ialah biaya promosi yang berkurang dan peningkatan kontribusi margin. Kontribusi margin ialah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi sejumlah biaya variabel.

Mengacu pada riset tersebut, secara kuartalan atau quarter on quarter (qoq) GOTO mencatat kontribusi margin memang masih negatif di Q2-22 sebesar Rp 2,0 triliun. Akan tetapi, angka sudah membaik dan menuju positif karena berkurang 20,2% dari Q1-2022 sebesar minus Rp 2,53 triliun.

Dari sisi persentase kontribusi margin terhadap GTV, angkanya juga berhasil turun 50 bps (basis poin) atau 0,5% menjadi -1,3% terhadap GTV Q2-2022. Sementara di Q1-2022 masih sebesar -1,8% dari GTV.

Niko menilai membaiknya kontribusi margin GOTO lantaran biaya penjualan dan pemasaran GOTO berhasil dipangkas hingga 7,8% secara kuartalan menjadi Rp 3,04 triliun dari sebelumnya Rp 3,30 triliun.

“Biaya promosi dan peningkatan kontribusi margin adalah sorotan utama kami,” ungkapnya.

Riset tersebut juga menunjukkan pendapatan kotor kuartalan GOTO dinilai lebih tinggi, terutama dari pertumbuhan GTV. Pendapatan kotor GOTO Q2-22 mencapai Rp 5,5 triliun (naik 5,3% qoq), melampaui target manajemen GOTO dan target BRI Danareksa.

Kenaikan ini terutama karena dukungan kinerja GTV secara kuartalan dari bisnis e-niaga atau e-commerce (Tokopedia) dan layanan on-demand (Gojek) serta tingkat penerimaan komisi transaksi (take rate) yang stabil.

Khusus di Q2-2022, nilai GTV GOTO menembus Rp 150,54 triliun, naik 7,5% secara kuartalan atau melampaui target yang dipatok GOTO. Salah satu penopang utamanya GTV di segmen e-commerce yang mencapai Rp 67,3 triliun (naik 3,4% qoq), dengan pertumbuhan berasal dari produk otomotif dan fashion.

Adapun GTV on-demand mencapai Rp 14,9 triliun, stabil di Q2-22 kendati ada peningkatan permintaan restoran dan adanya periode Ramadhan yang diimbangi oleh pertumbuhan yang kuat dari sisi layanan transportasi.

Sedangkan take rate di Q2-22 juga berada pada level konsolidasi dan stabil di 3,7%, di mana take rate layanan on demand berkontribusi sebesar 60 basis poin (bps) atau 0,6% dengan e-commerce sebesar 20 bps (qoq).